Roma (ANTARA News) - Badan Pangan Dunia (WFP), Kamis, mengatakan menghentikan pengiriman pangan ke Yaman akibat kelangkaan bahan bakar di negara yang dilanda peperangan sengit sejak Maret itu.

Badan PBB itu, yang dalam dua pekan belakangan mengirimkan bantuan pangan darurat bagi 700 ribu orang di tujuh provinsi, menyeru semua pihak dalam perang Yaman membolehkan pangan, bahan bakar dan bantuan lain masuk ke negara tersebut.

"Kami mencapai titik dimana kami tidak bisa lagi mengirimkan makanan dari gudang ke orang-orang yang sangat membutuhkan," kata Purnima Kashyap, direktur WFP untuk Yaman.

Karena Yaman mengimpor hampir 90 persen bahan pangan, kata WFP, mereka sangat prihatin mengenai dampaknya ke rakyat, terutama bagi kelompok rentan karena pedagang tidak bisa membawa masuk makanan dari luar ataupun mendistribusikannya ke seluruh pelosok negeri.

"Ini adalah negara dimana separuh populasinya tidak aman pangan, artinya banyak keluarga tidak tahu darimana mereka bisa mendapat makanan nati. Mereka tidak bisa menerima kejutan lebih jauh lagi, dan karenanya penting bagi kami untuk terus menjangkau keluarga-keluarga ini dengan makanan," kata Kashyap.

Badan tersebut membutuhkan lebih dari 200 ribu liter bahan bakar untuk terus mendistribusikan pasok pangan yang sudah berada di gudang-gudang dan cukup untuk memenuhi kebutuhan 1,5 juta orang selama sebulan.

Kekerasan terus meningkat di Yaman sejak kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran mengambil alih ibu kota Sanaa dan beberapa wilayah lain di negara itu, sehingga memaksa Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi menyingkir.

Sebuah koalisi sembilan negara dipimpin Arab Saudi melancarkan operasi militer bertajuk Operasi Badai pada Maret 26 di Yaman untuk mencegah pemberontak menguasai seluruh wilayah serta mengembalikan kewenangan Hadi.

Operasi tersebut masih dilanjutkan meskipun Riyadh mengumumkan bahwa serangan udara intensif telah berakhir pada 21 April.

Palang Merah Internasional pekan lalu memperingatkan terjadinya bencana kemanusiaan di negara tersebut setelah jet-jet Arab Saudi kembali melancarkan serangan udara setelah sempat berhenti, dalam aksi pengeboman selama empat pekan.

PBB mengatakan lebih dari 1.000 orang tewas dalam pertempuran di Yaman sejak akhir Maret, ketika Riyadh membentuk koalisi untuk mendukung Hadi.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015