Ketika kesehatan mental karyawan terjaga, motivasi untuk memperbaiki kondisi fisik pun akan meningkat, dan sebaliknya.
Jakarta (ANTARA) - Peningkatan produktivitas di dunia kerja sering kali dibahas dalam konteks keterampilan, efisiensi, atau teknologi.
Namun, satu aspek fundamental yang kerap terlupakan adalah kesehatan karyawan, terutama yang berkaitan dengan masalah obesitas.
Data menunjukkan bahwa obesitas bukan sekadar persoalan estetika, melainkan masalah kesehatan serius yang berkaitan erat dengan produktivitas kerja.
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan RI, prevalensi obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun adalah 21,8 persen. Angka itu diperkirakan terus melonjak seiring waktu.
Peningkatan yang terjadi menggambarkan kecenderungan gaya hidup masyarakat yang semakin tidak sehat.
Obesitas tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan seperti sindrom metabolik, peningkatan trigliserida, penurunan kolesterol HDL, dan tekanan darah tinggi, tetapi juga berdampak pada penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dalam konteks dunia kerja, obesitas bisa menurunkan konsentrasi, memperburuk kelelahan, dan menimbulkan gejala seperti brain fog, yang secara langsung menghambat kinerja dan produktivitas.
Karyawan yang mengalami obesitas lebih rentan terhadap penyakit penyerta dan komorbid, sehingga lebih sering absen dan mengalami keterbatasan dalam aktivitas kerja sehari-hari.
Salah satu penyebab utama obesitas di lingkungan kerja adalah gaya hidup sedentary atau kurang bergerak, yang diperparah oleh stres kronis dan pola makan tidak seimbang.
Tekanan pekerjaan yang tinggi, waktu kerja yang panjang, dan kurangnya akses terhadap informasi gizi yang akurat menciptakan kombinasi yang ideal untuk peningkatan berat badan yang tidak terkendali.
Banyak karyawan terbiasa mengonsumsi makanan praktis tinggi kalori, gula, tepung, dan minyak, makanan kekinian yang menggoda namun berisiko bagi kesehatan.
Di tengah kondisi tersebut, langkah utama yang dapat diambil oleh perusahaan adalah mengakui bahwa kesehatan karyawan merupakan investasi jangka panjang.
Baca juga: Kemenkes: CKG temukan 50 persen perempuan alami obesitas sentral
Baca juga: Menaker dorong perusahaan perkuat pengelolaan SDM pacu produktivitas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.