Banyumas (ANTARA) - Mengemban suatu jabatan di tempat baru itu memang biasa terjadi tapi jika tempat atau institusi baru tersebut sebelumnya belum pernah ada, hal itu akan menjadi sesuatu yang istimewa.
Pun dengan Siti Isbandiyah yang terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Perempuan berusia 56 tahun itu tidak pernah menyangka akan mengemban amanah tersebut meskipun telah beberapa kali menjadi kepala sekolah.
Bahkan, amanah tersebut diterima tidak lama setelah dia berpindah tugas dari SMA Negeri 1 Purwokerto ke SMA Negeri 2 Purwokerto dengan jabatan yang sama sebagai kepala sekolah per tanggal 4 Juni 2025.
Sebelum terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Banyumas, Isbandiyah menerima surat dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang di dalamnya tercantum nama-nama yang diminta untuk mengikuti seleksi calon Kepala Sekolah Rakyat. Surat tersebut dilengkapi dengan formulir yang menyatakan bersedia atau tidak bersedia mengikuti seleksi.
"Tapi bagi saya pribadi, saya melihat bahwa ini sebuah perintah perang ibaratnya gitu. Perintah tugas yang luar biasa karena saya sendiri waktu itu belum clear seperti apa sih Sekolah Rakyat," katanya.
Dia pun berusaha mempelajarinya secara mandiri dengan mencari informasi melalui internet, salah satunya laman milik Kementerian Sosial (Kemensos), hingga akhirnya mempunyai sedikit gambaran program Sekolah Rakyat yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mengurangi kemiskinan ekstrem melalui pendidikan tersebut.
Setelah mempelajari program Sekolah Rakyat, dia menilai surat dari Kemendikdasmen tersebut merupakan panggilan, bukan lagi sekadar perintah. Oleh karena itu, dia pun mengikuti seleksi tahap pertama di Kemendikdasmen.
Baca juga: Sekolah Rakyat siapkan dapur dan asrama proporsional
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.