Hong Kong (ANTARA) - Armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (People's Liberation Army/PLA) China yang dipimpin oleh kapal induk Shandong melakukan kunjungan perdananya ke Hong Kong, langkah yang dipandang secara luas tidak hanya sebagai demonstrasi kekuatan militer, tetapi juga langkah menuju penguatan hubungan antara Hong Kong dan China Daratan.
Terdiri dari kapal induk Shandong, kapal perusak rudal Yan'an dan Zhanjiang, serta kapal fregat rudal Yuncheng, armada laut tersebut tiba di Hong Kong pada Kamis (3/7) untuk memulai kunjungan selama lima hari.
Pada hari kedatangan armada laut tersebut, ratusan bahkan mungkin ribuan warga Hong Kong berkumpul di sepanjang pantai untuk menyaksikannya. Media lokal berbondong-bondong datang untuk meliput peristiwa itu.
Kepala Eksekutif Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong John Lee mengatakan bahwa kehadiran garnisun PLA yang kuat di Hong Kong serta kunjungan kordial armada laut modern itu membuat "Mutiara Timur" bersinar lebih cemerlang, mencerminkan kemampuan dan tekad negara dalam menjaga perdamaian, sambil mengizinkan Hong Kong, di bawah kerangka "Satu Negara, Dua Sistem", untuk terus berperan dalam pembangunan negara.

Chan Kwok-ki, selaku kepala sekretaris untuk administrasi pemerintah SAR Hong Kong, menghadiri resepsi di dek kapal induk Shandong.
Dia percaya bahwa kunjungan armada laut tersebut memungkinkan masyarakat Hong Kong secara luas menyaksikan kekuatan militer negara dan akan membantu meningkatkan rasa identitas serta kebanggaan nasional di kalangan pelajar.
Wakil Kepala Sekretaris untuk Administrasi Pemerintah SAR Hong Kong Cheuk Wing-hing membagikan unggahan di media sosial saat dia mengunjungi dek penerbangan ski-jump, kabel penahan, pesawat tempur berbasis kapal induk, dan helikopter di atas kapal induk Shandong.
"Kemajuan pesat pertahanan nasional negara kami sungguh luar biasa," kata Cheuk. "Saya sangat terharu dan bangga dengan negara kami."
Kapal induk Shandong dibuka untuk umum untuk dikunjungi. Starry Lee, anggota Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (National People's Congress/NPC), mengatakan bahwa hal ini memungkinkan masyarakat untuk melihat secara langsung pencapaian luar biasa dalam modernisasi angkatan laut negara, dan memiliki makna penting dalam memupuk rasa patriotisme di diri masyarakat Hong Kong.

Acara open day pertama kunjungan armada tersebut ke Hong Kong dibuka pada Jumat (4/7), dengan fokus pada pengunjung dari kalangan pelajar. Lebih dari 10.000 kunjungan tercatat di kapal Shandong, Zhanjiang, dan Yuncheng.
"Kampung halaman saya adalah Shandong. Saat pertama kali menginjak dek kapal, saya tak sanggup menahan air mata. Negara kita benar-benar telah menjadi kuat!" kata seorang dosen bermarga Wong dari Universitas Metropolitan Hong Kong.
Beberapa sekolah menengah di Makau mengorganisasi siswa-siswa mereka untuk berkunjung ke Hong Kong. Mereka dengan gembira berkeliling kapal sembari memotret gelaran tersebut dengan ponsel pintar untuk dibagikan kepada teman sekelas yang tidak ikut berkunjung.
Menurut mereka, naik ke kapal perang lebih dari sekadar kunjungan; ini memungkinkan mereka untuk menyaksikan sejarah panjang China dan kemajuan luar biasa negara tersebut.
Melihat jet tempur modern berbasis kapal induk dan awak kapal yang penuh semangat dan bermoral tinggi meninggalkan kesan mendalam pada Paul Chan, sekretaris keuangan pemerintah SAR Hong Kong.

Chan mengatakan kunjungan armada angkatan laut tersebut sepenuhnya mencerminkan cinta mendalam China terhadap Hong Kong. "Bangsa yang kuat harus memiliki militer yang kuat, dan angkatan laut negara kami akan terus bertambah kuat," katanya.
"Naik ke kapal induk Shandong buatan dalam negeri dan berdiri di dek baja raksasa ini membuat saya merasa bersemangat," kata Jeffrey Lam, anggota Dewan Eksekutif SAR Hong Kong.
Sama seperti Shandong yang berlayar maju dengan kekuatan dan tekad, Hong Kong, dengan dukungan negara, pasti akan mengatasi semua tantangan dan terus menikmati kemakmuran serta stabilitas, tambah Lam.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.