Negara (ANTARA) - Lukman, seorang nelayan Kabupaten Jembrana, Bali, baru saja menurunkan pancing ke laut , Kamis (3/7) dinihari. Seperti biasa, pukul 02.30 Wita dia sudah berangkat dari rumahnya di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, untuk melaut.

Baru separuh menurunkan pancingnya, dia mendengar orang berteriak minta tolong. Ombak yang cukup besar serta situasi yang masih gelap, membuatnya tidak bisa melihat sosok yang berteriak tersebut. "Saya potong tali pancing, kemudian saya mengarahkan sampan ke suara itu," kata Lukman, ketika ditemui ANTARA di Jembrana.

Sebagai nelayan yang sudah puluhan tahun di laut, dari teriakan permintaan tolong itu dia bisa menentukan arah sampannya menuju asal suara.. Untuk memperjelas pendengaran atas suara minta tolong itu, dia sempat satu kali mematikan mesin.

Melihat orang mengapung di laut, dia segera menaikkan korban ke sampan dan diketahui bahwa orang tersebut adalah penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) malam.

Dari satu penumpang yang dia selamatkan itu juga diketahui, masih banyak korban lainnya yang mengapung di laut. Di sekitar perairan itu, dia juga mendengar teriakan minta tolong dari korban lainnya.

Ombak besar membuat dia tidak berani mencari penumpang lainnya dan memutuskan mencari nelayan lain yang saat itu juga melaut.

Dia bertemu dengan Santoso, nelayan lainnya yang segera menuju sumber suara teriakan minta tolong dari beberapa orang. Namun upaya pertama dari Santoso itu tidak berhasil karena terhalang ombak besar.

Tidak putus asa, mereka berdua kembali menerobos ombak dan kali ini menemukan satu penumpang yang sudah meninggal dunia.

Saat Lukman dan Santoso berusaha menaikkan penumpang yang sudah meninggal itu, mereka mendengar teriakan minta tolong. Terpaksa mereka meninggalkan dulu jenazah itu untuk menyelamatkan korban yang masih hidup.

Di lokasi lain, mereka menemukan dua penumpang, satu meninggal dunia dan satu masih hidup. Belakangan diketahui dua penumpang ini merupakan bapak dan anak, dengan si bapak meninggal dunia.

Setelah menemukan dua penumpang tersebut, Lukman kembali ke tempat jenazah yang belum sempat dinaikkan ke sampan, namun jenazah itu sudah tidak ada karena dibawa arus.

Dua nelayan ini, kemudian bergegas mengarahkan sampannya ke pinggir, agar korban yang selamat segera mendapatkan pertolongan.

Di perjalanan, Lukman melihat kilatan cahaya mengapung di laut, yang setelah dia dekati berasal dari jaket pelampung empat penumpang dengan kondisi, tiga masih hidup dan satu meninggal dunia.

Setelah membawa korban ke darat, bersama-sama nelayan lainnya di Dusun Pabuahan, Lukman dan Santoso kembali ke laut melakukan pencarian.

Tercatat, selain mereka berdua, nelayan bernama Saifullah juga menemukan tujuh penumpang selamat, sementara Handoyo menemukan delapan penumpang selamat, sedangkan Makruf, Mat Robot dan Suroso, masing-masing menemukan satu penumpang meninggal dunia.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.