Jakarta (ANTARA News) - Tim Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar safari ke klub Persebaya 1927 sebagai salah satu usaha rekonsiliasi, selain untuk mencari data dan informasi yang lengkap mengenai klub tersebut.

Setelah Menpora Imam Nahwari mengumumkan tim transisi Jumat malam lalu, Kemenpora langsung menugaskan Asisten Deputi Organisasi Olahraga Dody Iswandi dan Kepala Bidang Organisasi Prestasi Internasional Edy Nurinda untuk bertemu dengan Persebaya 1927.

"Dari pertemuan ini, kami mendapatkan banyak masukan dan informasi yang nantinya akan menjadi bekal oleh-oleh yang kami laporkan kepada Menpora," kata Dody Iswandi seperti dilansir tim media Kemenpora di Jakarta, Sabtu.

Hasilnya akan diskusikan dan ditelaah lebih dalam oleh Menpora. "Yang penting kita semua datang ke sini memiliki cita-cita yang sama untuk membenahi sepakbola Indonesia ke depan lebih baik lagi," katanya.

Direktur Persebaya 1927 Saleh Ismail Mukadar mengaku senang dengan kedatangan rombongan Kemenpora untuk mencari tahu data dan kronologi kondisi perjalanan Persebaya.

Kepada rombongan dari Kemenpora, Saleh menceritakan bagaimana sejarah perjalanan Persebaya mulai dari Ligina X (2004) yang ketika itu berhasil menjadi juara hingga kondisi yang terjadi sekarang.

"Sebenarnya tidak ada dualisme di Persebaya, tim Persebaya itu hanya satu yang lahir tahun 1927. Bahkan pada tahun 2012, Persebaya sekarang ini masih diakui oleh PSSI. Entah karena apa tiba-tiba Persebaya sekarang ini diambilalih dan muncul nama Persebaya yang lainnya," kata Saleh.

Ia berharap hasil pertemuan bisa menghasilkan yang terbaik untuk sepakbola Indonesia.

"Kita tidak usah sekarang melihat klub, sekarang kita harus melihat semua untuk kebaikan sepakbola Indonesia," tuturnya.

Jumat malam tadi Menpora Imam Nahrawi mengumumkan personel tim transisi yang akan mengambilalih hak dan kewenangan PSSI setelah dibekukan sejak 17 April lalu.

Ke-17 anggota Tim Transisi itu adalah FX Hadi Rudyatmo, Lodewijk F Paulus, Ridwan Kamil, Eddy Rumpoko, Ricky Yakobi, Bibik Samad Rianto, Darmin Nasution, Ceppy T Wartono, Tommy Kurniawan, Iwan Rukminto, Francis Wanandi, Saut H Sirait, Andrew Darwis, Farid Husaini,Zuhairi Misrawi, Dias Faizal Malik Hendropriyono dan Velix F Wanggai.



Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015