Jadi memang ada hubungan darah, emosional, sejarah, bahkan dulu hubungan perdagangan antara kedua wilayah."
Makassar (ANTARA News) - Malaysia dan Provinsi Sulawesi Selatan menjalin kerja sama di bidang pendidikan melalui program Sukarelawan Siswa yang serupa dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Indonesia.

"Kita membicarakan program Sukarelawan Siswa yang akan kita adakan, di mana kita akan bermula dengan mengantar pelajar-pelajar Malaysia untuk melakukan kerja-kerja sukarelawan di Kabupaten Bantaeng, Sulsel," kata Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim usai bertemu Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Minggu.

Program Sukarelawan Siswa ini, menurut Datuk Seri, telah dilaksanakan Malaysia di negara-negara ASEAN lain seperti Kamboja, Laos dan Vietnam. Sementara untuk Indonesia, kerja sama dilakukan dengan Pemprov Sulsel.

"Ini adalah permulaan agar kita bisa saling memahami sebagai saudara serumpun, dan kita mantapkan hubungan kita untuk kepentingan kedua bangsa dan negara," ujarnya.

Gubernur Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembicaraan dengan Dubes Malaysia banyak membahas mengenai bagaimana mendekatkan dan memperkuat hubungan kerja sama antara kedua belah pihak.

Menurut Gubernur, Malaysia dan Sulsel sama-sama mengklaim memiliki hubungan serumpun. Banyak orang Bugis Makassar yang tinggal di provinsi-provinsi besar di Malaysia seperti di Selangor dan Johor. Sebaliknya pemimpin besar Malaysia seperti Perdana Manteri Malaysia Najib Tun Razak keturunan Bugis-Makassar.

"Jadi memang ada hubungan darah, emosional, sejarah, bahkan dulu hubungan perdagangan antara kedua wilayah," ujar Gubernur.

Sementara terkait program Sukarelawan Siswa tersebut Gubernur mengatakan, kerja sama ini akan diatur lebih lanjut pelaksanaannya.

Sementara itu menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Salam Soba, program kerja sama tersebut dilaksanakan atas kerja sama antara Universitas Hasanuddin dan Universitas Muhammadiyah, Makassar, dengan salah satu universitas di Negeri Jiran tersebut.

"Terkait jumlah mahasiswa nantinya akan tergantung kesepakatan antaruniversitas tersebut," ujarnya.

Pewarta: Nurhaya J. Panga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015