Boyolali (ANTARA News) - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menerima kucuran penambahan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) 2015 senilai Rp1 triliun untuk mendorong dan mengaktifkan pembiayaan dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK).

PNM mendapatkan penambahan PMN tersebut untuk membantu permodalan UMK di daerah yang diselaraskan dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi, kata Direktur Utama PT PNM (Persero) Parman Nataatmadja, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri BUMN, Rini Somarno, di Boyolali, Senin.

Parman Nataatmadja mengatakan aktifitas pembiayaan dan pemberdayaan yang disertai dengan pelatihan bagi pelaku UMK akan tetap menjadi prioritas perusahaan.

"Ini merupakan kesempatan bersejarah bagi UMK nasabah binaan PNM, mereka dapat bertemu langsung dengan Menteri BUMN," kata Parman Nataatmadja.

"Kami mematok target pertumbuhan penyaluran pembiayaan lebih dari 20 persen dengan asumsi belum adanya tambahan PMN dari Pemerintah itu," katanya.

Menurut Parman Nataatmadja, tambahan modal tahun ini, senilai Rp1 triliun tersebut akan digunakan dan dileverage oleh perusahaan untuk memperluas jaringan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM). Dengan menambah jaringan menjadi sebanyak 1.200 unit LAaMM, dan melayani serta mendukung UMK sebanyak 4.500 kecamatan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.

"Target peningkatan UMK yang dilayani oleh PNM akan mencapai hingga 1.005.000 nasabah penerima manfaat yang akan menyerap 1,8 juta tenaga kerja di sektor UMK," katanya.

Parman Nataatmadja menjelaskan pihaknya hingga akhir April 2015 secara nasional telah berhasil menyalurkan dana Rp841,9 miliar bagi pembiayaan dan pemberdayaan UMK dengan total nasabah sebanyak 13.053 pelaku usaha mikro kecil.

"PNM 2014 menyalurkan pembiayaan secara langsung kepada UMK melalui jaringan ULaMM hampir Rp3 triliun. Jumlah ini, lebih tinggi sekitar 7,14 persen dibanding target PNM yakni 2,8 triliun," katanya.

Parman Nataatmadja mengatakan PNM 2015 menargetkan pembiayaan ada kenaikan menjadi Rp3,5 triliun. Pembiayaan ini, mengalir ke para pelaku UMK aktif yang berasal dari sektor perdagangan, perikanan, perkebunan, dan kegiatan jasa.

"Kami sejak layanan pembiayaan langsung telah menggulirkan dana kepada 240.000 pelaku UMK yang mendapatkan dukungan pembiayaan dan capacity building," katanya.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015