Surabaya (ANTARA News) - Pengusaha asal Korea Selatan tertarik berinvestasi "cable car" (kereta gantung) di beberapa lokasi wisata di Jawa Timur, antara lain di Kota Batu dan Tretes, Pasuruan.

"Beberapa investor sangat tertarik mengembangkan usahanya di Jawa Timur karena melihat potensi wisata sangat tinggi," ujar Minister Counsellor bidang Ekonomi KBRI Kuala Lumpur, Hendra Satya Pramana, usai bertemu Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, sejumlah lokasi wisata di Jawa Timur sangat berpotensi mendatangkan pengunjung, baik dari mancanegara maupun domestik.

Sebagai bentuk keseriusan, sejumlah investor akan datang langsung ke Kota Batu dan Tretes, sekaligus bertemu dengan pemerintah daerah setempat.

"Rencananya pada Rabu (20/5), kami akan ke Kota Batu melihatnya langsung dan bertemu dengan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko," katanya.

Ia menjelaskan, sejumlah investor asal Korea yang memiliki perusahaan di Thailand dan Malaysia tersebut mengaku tertarik, serta ingin mendapatkan informasi tentang potensi wisata di Jatim.

"Karena tugas kami sebagai perwakilan pemerintah adalah mempromosikan Indonesia. Investor Korea ini mempunyai perwakilan di Malaysia dan mereka berminat sehingga sudah kewajiban kami memberikan informasi," tukas alumnus Universitas Airlangga Surabaya tersebut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengaku menawarkan Kota Batu dan Tretes untuk dibangun kereta gantung karena kedua daerah tersebut merupakan destinasi wisata yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan.

"Pasuruan dan Batu memiliki posisi strategis dalam pengembangan wisata. Selain dekat dengan akses tol, potensi wisata juga banyak. Sangat tepat ada kereta gantung di sana," ucapnya.

Eks Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu optimistis wisatawan yang akan menggunakan fasilitas wisata baru tersebut akan sangat banyak.

Potensi wisata di Jatim, kata dia, pada 2014 jumlah wisatawan tertinggi yang mengunjungi Jatim berasal dari Malaysia sebanyak 53.096 orang, Singapura 26.017 orang dan Tiongkok sebanyak 16.907 orang.

Ia mengatakan, Jatim menjadi primadona sebagai destinasi untuk berinvestasi karena menjadi penghubung Indonesia kawasan timur.

Sekitar 130 juta penduduk Indonesia wilayah timur, logistiknya dipenuhi oleh Jatim sehingga peluang berinvestasi di Jatim cukup besar.

Selain itu, kemajuan di Jatim dipengaruhi posisi yang strategis dan berbagai hal yang dibutuhkan investor bisa tercukupi, antara lain dukungan infrastruktur, sumber daya manusia, serta kondisi geografis yang bagus.

Di lokasi yang sama, salah satu investor Thanawat Aroonpun mengatakan, Jatim merupakan tujuan investasi bagus dengan perkembangan ekonomi yang cukup maju sehingga akan banyak yang bisa dikerjasamakan.

"Saya mengapresiasi penawaran dari Wagub Jatim yang mengajukan beberapa bidang untuk dikelola. Kami akan mengkaji dan melihat beberapa potensi tersebut," kata pria asal Thailand yang juga Managing Director Straits Asset Group itu.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015