Malang (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), menciptakan alat peringatan kebakaran bagi para penyandang disabilitas, yakni berupa gelang untuk disabilitas sebagai alat kebakaran atau "Getas Bakar".

Mahasiswa yang menciptakan Getas Bakar tersebut adalah tiga mahasiswa program studi Informatika keminatan Sistem Komputer angkatan 2012. Ketiga mahasiswa itu adalah Angga Wiratmoko, Nur Lailatul Choiriyah dan Elis Maulidiyah.

"Selama ini alat peringatan kebakaran kebanyakan dibuat dengan jenis alarm peringatan berupa suara dan cahaya. Jenis peringatan seperti ini tidak dapat ditangkap oleh penyandang tuna rungu dan tuna netra," kata salah seorang mahasiswa pencetus Getas Bakar, Nur Lailatul Choiriyah di Malang, Jatim, Senin.

Melihat kondisi itu, katanya, dirinya bersama dua rekannya melakukan penelitian untuk membuat alat yang bisa ditangkap para penyandang disabilitas, khususnya tunarungu dan tunanetra, yakni melalui getaran yang dikemas dalam bentuk gelang.

Ia menjelaskan Getas Bakar bekerja menggunakan sensor pendeteksi suhu dan gelang akan bergetar bila suhu di ruangan mencapai 80 derajat celcius atau lebih. 

Sensor suhu yang digunakan adalah arduino mega, dilengkapi dengan lampu led untuk indikator suhu dan LCD untuk mengetahui suhu sekitar.

Sedangkan untuk alat getar wireless yang ditanamkan menggunakan NRF24l01. "Proyek ini sebetulnya dari tugas kelompok pada semester lalu, tetapi semester lalu masih memakai kabel, sekarang sudah wireless dan nanti rencananya akan kami kembangkan lagi, khususnya untuk tampilan gelang dan pilihan bahan agar bisa lebih kecil, simpel dan nyaman," paparnya.

Getas bakar yang diciptakan ketiga mahasiswa Filkom tersebut membawa ketiganya sebagai juara II kategori "industrial automation and electronics" Lomba Cipta Elektronik Nasional (LCEN) XIX di Gedung Robotika ITS pada 9-10 Mei lalu.

"Ini pertama kalinya kami semua ikut kompetisi. Tidak menyangka bisa menang karena persiapan pembuatan alat juga cuma dua pekan. Kami akan kembangkan lagi alatnya jadi lebih baik untuk ikut di Gemastik tahun ini," kata mahasiswa lainnya, Elis.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015