Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Amerika dan Eropa (Amerop), Dubes Dian Triansyah Djani memimpin delegasi RI ke Nikaragua melakukan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI - Nikaragua , 3-4 Juni 2015, yang pertama kali sejak pembukaan hubungan diplomatik tahun 1988.

"Ini kunjungan pertama kalinya pejabat tinggi RI ke Nikaragua sejak pembukaan hubungan diplomatik tahun 1988. Sebelumnya, Menlu Nikaragua Samuel Santos Lopez berkunjung ke Indonesia 17 - 18 Juni 2013 dan menandatangani sejumlah kesepakatan serta mengunjungi sejumlah kementerian," kata Dian Triansyah di Managua, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Amerop beserta seluruh delegasi mengenakan pakaian batik sebagai bagian dari diplomasi budaya untuk lebih memperkenalkan industri batik nusantara kepada pemerintah Nikaragua.

Delegasi RI ditemui oleh Wamenlu Nikaragua, Valdrack Jaentschke beserta jajaran Kemlu sebagai tuan rumah. Kedua delegasi membahas isu politik, ekonomi, perdagangan, investasi, sosial-budaya, pariwisata serta olahraga, kata Dian.

FKB kali ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan sejak ditandatanganinya nota kesepahaman mengenai mekanisme bilateral pada tahun 2013.

"Pelaksanaan FKB ini merupakan bukti konkrit pemerintah RI untuk membuka peluang di pasar non-tradisional di Amerika Tengah," tegas Dian Triansyah Djani.

Total perdagangan Indonesia dengan Nikaragua pada tahun 2014 tercatat mencapai 13,8 juta dolar AS dengan komoditas ekspor utama Nikaragua ke RI adalah peralatan elektronik, tembakau, mesin dan tekstil.

Nikaragua memiliki potensi kerjasama di bidang kelapa sawit dan pengolahan daging sapi. Melalui Badan Promosi Investasi Pro-Nicaragua, pemerintah Nikaragua menunjukkan keinginan yang kuat untuk memantapkan kerjasama yang konkrit di bidang ekonomi dan perdagangan.

Dubes RI untuk Meksiko, Yusra Khan yang juga hadir sebagai anggota delegasi menyatakan potensi kalangan pengusaha pasar dan investasi Amerika Tengah sangat besar.

"Nikaragua memiliki sejumlah kesepakatan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat dan sejumlah negara Amerika Tengah dan Latin serta iklim serta budaya masyarakat Latin yang mirip dengan Indonesia memudahkan para pelaku usaha Indonesia untuk menjalin bisnis dan berinvestasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Nikaragua, Valdrack Jaentschke.

Delegasi juga melakukan blusukan ke pasar tradisional Massaya dan tempat penyembelihan sapi San Martin. Sebagai catatan, Nikaragua merupakan eksportir daging sapi terbaik saat di Amerika Tengah. Dan berpotensi besar untuk memasok pasar tradisional Indonesia.

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015