Rio de Janeiro (ANTARA) - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Senin (28/7) mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mempertimbangkan kembali usulan tarif 50 persen atas barang-barang Brasil yang akan berlaku mulai 1 Agustus, serta menolak penggunaan mineral-mineral penting Brasil sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdagangan.

Saat berbicara dalam peresmian sebuah pembangkit listrik termal di Negara Bagian Rio de Janeiro, Brasil tenggara, Lula mengkritik tarif tersebut sebagai "tiba-tiba dan sepihak". Dia juga menolak usulan Washington agar mineral tanah jarang Brasil dimasukkan ke dalam negosiasi perdagangan.

Lula mendesak AS untuk memilih "jalan dialog," seraya menekankan bahwa "itulah yang dilakukan oleh negara-negara beradab". Dia menambahkan bahwa sumber daya mineral tersebut adalah milik rakyat Brasil.

"Dan rakyat harus memiliki hak untuk menikmati kekayaan yang dapat mereka hasilkan. Sesederhana itu," kata Lula.

Menyebutkan bahwa hanya 30 persen potensi mineral Brasil yang telah dieksplorasi, Lula mengumumkan pembentukan sebuah komisi untuk melakukan survei komprehensif terhadap sumber daya mineral Brasil yang belum dimanfaatkan.

"Kami akan mengizinkan perusahaan-perusahaan untuk melakukan penyelidikan, tetapi di bawah pengendalian kami," ujar dia.

Sang presiden menambahkan bahwa perusahaan yang diberi wewenang untuk mengeksplorasi sumber daya tersebut akan memerlukan izin pemerintah untuk menjualnya atau mengalihkan hak atas wilayah tempat mineral tersebut berada.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.