Saya mempersembahkan lagu Nina Bobo khusus saya tujukan untuk cicit Ratu Elizabeth, Putri Charlotte
London (ANTARA News) - Kelompok paduan suara manula Indonesia Timutiwa Choir tampil dengan berbagai busana daerah seperti baju tradisional Palembang, Lampung, Bali, Toraja, Baju Bodo, busana Betawi, Kalimantan, NTT, berhasil mengoyang alun alun kota London, Trafalgar Square, dengan menampilkan lagu Sajojo, Minggu (7/6) siang.

Kelompok Timutiwa yang anggotanya berusia di atas 50 tahun selain melantumkan lagu Prau Layar, Burung Kakaktua, Medley Alatipang Walang Kekek, Sigulempong juga mengajak penonton Hallo Indonesia --yang digelar untuk kedua kalinya-- ikut bergoyang.

"Kami ingin menampilkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia di Inggris," ujar Iesye Kausar, salah anggota Timutiwa kepada Antara London, usai tampil di panggung Hallo Indonesia tepat di bawah patung Laksamana Horatio Nelson, pahlawan dan pemimpin AL Inggris yang terbunuh dalam Pertempuran Trafalgar.

Acara Hallo Indonesia selain menampilkan kelompok paduan suara Timutiwa yang anggotanya terdiri atas Kuntari Sapta, Delya Tarigan, Isdiati Isdarmadi, Yake Ayip, Evy Sudarsono, Utiek Aznur, Emmy Amulati, Astuty Kristianto, Nurlela Winarno, dan Donny Soemarsaid sebagai Conductor, juga penyanyi kawakan Titiek Puspa.

Titiek Puspa melantumkan lagu Jatuh Cinta, Kupu kupu Malam, dan Mari lah Kemari serta Bubui Bulan , Warung Pojok dengan gaya kocak menghibur pengunjung.

Dalam acara yang menarik perhatian masyarakat Inggris dan wisatawan itu juga tampil musisi jazz kenamaan Indonesia Dwiki Dharmawan yang berkolaborasi dengan pemain gamelan Aris Daryono serta Bei Bei Wong, pemain perkusi virtuoso internasional dari China.

Menurut salah seorang pengunjung acara Hallo Indonesia, Colin Munsie, acara tersebut berhasil mempromosikan kebudayaan dan kesenian serta kuliner Indonesia kepada masyarakat dan juga wisatawan yang berada di alun alun kota London Trafalgar Square, yang merupakan salah satu obyek wisata di Inggris.

"Ini humas yang baik dan cara yang bagus untuk mempromosikan Indonesia," ujar Colin Munsie, seorang arsitek asal Australia yang menetap di London kepada Antara London, Minggu.

Wakil Wali Kota London, Sir Edward Lister saat membuka acara tersebut menyebutkan bahwa acara Hallo Indonesia yang digagas Usya Soeharjono berhasil mendekatkan hubungan Inggris dan Indonesia.

"Saya berharap Indonesia lebih dikenal di Inggris," ujar Usya Soeharjono pemilik restauran Nusa Dua.

Penampilan grup remaja Duta Cinta asuhan Titiek Puspa yang dengan lincahnya membawakan berbagai lagu di antaranya Aku Bangga jadi Anak Indonesia dan Kau dan Aku Indonesia,  dengan kreografer tari berhasil mencuri perhatian Colim Mumsie.

"Saya sangat kagum dengan penampilan dari grup tari dan nyanyi anak-anak Duta Cinta," ujar Colin Munsie yang juga pernah menjadi dosen di berbagai University di Inggris dan sangat mengagumi Presiden Indonesia Joko Widodo yang disebutnya Obama versi Indonesia.

Titiek juga tampil bersama Dwiki Dharmawan dan kelompok Duta Cinta melantumkan lagu Nina Bobo yang khusus ditujukan untuk Putri Charlotte (putri Pangeran William dan Kate Middleton) sebelum tidur.

"Saya mempersembahkan lagu Nina Bobo khusus saya tujukan untuk cicit Ratu Elizabeth, Putri Charlotte," ujar Titiek Puspa yang senang disapa dengan sebutan eyang.

Dalam acara Hello indonesia ditampilkan tari Saman dari Aceh yang dibawakan para pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Newcastle serta peragaan busana karya disainer muda Indonesia Anniesa Fashion yang mengawali debutnya di London.

Dalam acara Hallo Indonesia juga ditampilkan kuliner Indonesia seperti Nasi Padang yang dijajahkan Dapur Teh Ina dari London, Warung Sate Suramadu, Yuyun Kitchen, Bromo Restauran, dan Kopi Indonesia serta Batik Workshop dan Gamelan Workshop yang juga diminati pengunjung.

Workshop membatik disampaikan Fitri Ardantya yang menarik perhatian pengunjung yang ingin mengetahui cara membuat kain batik yang mengunakan malam. "Banyak yang kagum dengan cara pembuatan kain batik," ujar Fitri yang pernah kuliah di London dan ingin mempromosikan kain batik di Inggris.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015