KRI Banda Aceh (ANTARA News) - Tim Ekspedisi Nusantara Jaya yang berlayar dengan KRI Banda Aceh-593, Senin pagi, melewati Laut Banda yang terletak di sebelah timur dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, dengan keadaan ombak cukup tenang.

Wartawan Antara yang turut dalam ekspedisi menggunakan KRI Banda Aceh itu, melaporkan, kapal yang dipimpin Komandan Kapal Letnan Kolonel Laut (P) Edi Haryanto melaju dengan kecepatan 11,6 knots, Senin pagi.

Ekspedisi yang menjadi cikal bakal implementasi tol laut 2015 ini mengangkut 220 relawan, dan perwakilan dari Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman serta sejumlah instansi lainnya menuju Pelabuhan Sorong, Papua.

Letkol Edi mengatakan, dengan kecepatan stabil kisaran 10--11 knots seperti saat ini, tim Ekspedisi diperkirakan tiba di Pelabuhan Sorong sesuai jadwal yakni pada Rabu (10/6) malam, pukul 21.00 Waktu Indonesia Timur.

Dia menegaskan 30 anggota Satgas dari TNI AL, ratusan ABK KRI Banda Aceh siap mengawal ekspedisi untuk mengantar berbagai bantuan dari Bank Indonesia, dan sejumlah instansi lainnya yang telah dihimpun sejak Kapal bersandar di Jakarta (1/6), dan Makassar (4/6).

"Bantuan logistik, alat belajar, sarana dan prasarana kesehatan akan didistribusikan dari Pelabuhan besar tempat kita bersandar, dengan bantuan kapal-kapal perintis ke pulau-pulau kecil di daerah lain," kata dia.

Relawan ekspedisi, tim Bank Indonesia, dan sejumlah instansi lainnya juga dijadwalkan menuju Kepulauan Saumlaki dan Kupang, setelah singgah dan melakukan berbagai kegiatan sosial di Sorong.

Letkol Edi mengatakan terdapat kemungkinan KRI Banda Aceh tidak akan bersandar saat berada di sekitar perairan Pulau Saumlaki. Namun, relawan, personel satgas, koordinator ekspedisi dari berbagai instansi dan bantuan akan didistribusikan menggunakan LCU ke Pulau Saumlaki.

Komandan Kapal akan melihat keadaan dan fasilitas pelabuhan di Saumlaki untuk memutuskan KRI Banda Aceh akan bersandar atau tidak.

Sementara itu, Pimpinan tim BI, Asisten Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Dandy Indarto Seno, mengatakan pihaknya memprioritaskan layanan penukaran uang dan sosialisasi penggunaan rupiah ke pulau-pulau terdepan dalam ekspedisi ini.

Dalam ekspedisi ini, saat singgah di Pulau Kodingareng, BI telah membuka layanan penukaran uang, memberikan bantuan sosial, dan sosialisasi penggunaan rupiah ke masyarakat setempat.

"Penggunaan mata uang rupiah akan disosialisasikan lagi ke pulau-pulau terdepan yang akan dilewati dalam ekspedisi ini, karena penggunaan mata uang rupiah merupakan sikap untuk menjaga kedaulatan negara kita," kata dia.

KRI Banda Aceh dalam ekspedisi ini telah berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 1 Juni lalu. Rute pelayaran dari Jakarta menuju Makassar, Sorong, Saumlaki, Kupang, dan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada 26 Juni 2015.

Menurut rencana, ekspedisi ini akan melewati 22 provinsi dan 12 pulau terpencil di berbagai wilayah perbatasan.

KRI Banda Aceh merupakan kapal bertipe Landing Platform Dock yang memiliki panjang 125 meter, dan lebar 22 meter dengan kecepatan maksimum 14 knots.

KRI Banda Aceh juga dikenal sebagai salah satu kapal TNI AL yang berhasil mengevakuasi korban-korban kecelekaaan pesawat AirAsia QZ8501, yang jatuh di Selat Karimata, Desember 2014.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015