Mataram (ANTARA News) - Kepala Seksi CSR PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Taufan Yudhistira mengatakan kerajinan ketak Lombok dari artshop Mawar Seraya yang di bina badan usaha milik negara itu sudah bisa menembus pasar Eropa dan Jepang.

"Itu salah satu mitra binaan kita yang hasil kerajinannya bisa di ekspor ke pasar Eropa dan Jepang," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu.

Dia menjelaskan, kerajinan ketak Lombok memang sangat diminati oleh pasar Eropa dan Jepang, bahkan permintaan kerajinan khas Lombok itu sangat tinggi. Alhasil, dengan kemitraan Angkasa Pura I dan UKM tersebut asset mereka menjadi bertambah dan membuka lapangan pekerjaan.

Di NTB, kerajinan ketak merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) yang sangat potensial. Terlebih lagi bahan baku untuk membuat ketak berasal dari tumbuhan liar relatif sangat mudah didapat.

Menurut dia, melalui kemitraan PT Angkasa Pura I BIL dengan UKM jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 1.004 unit. Mereka ini tersebar di seluruh kabupaten/kota di provinsi itu.

"Mitra binaan kami mulai pedagang, industri kecil menengah (IKM), kerajinan cukli, gerabah, ketak, dan mutiara. Mereka ini diberikan pinjaman dari Rp5 juta hingga Rp50 juta dengan bunga hanya 6 persen pertahun," jelasnya.

Selain pemberian pinjaman, pihaknya juga memberikan pelatihan kewirausahaan, mengikuti pameran (promosi) hingga keluar daerah. Termasuk, mengajak UKM untuk melakukan studi banding ke daerah lain. Dengan harapan para UKM tersebut bisa memperoleh ilmu dan menerapkannya setelah berada di NTB.

Dia menambahkan, untuk membantu UKM tersebut, PT Angkasa Pura I BIL menganggarkan dana hingga Rp 1,5 miliar di tahun 2015 meningkat dari tahun 2014 yang hanya Rp1,2 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBM) atau dulunya di sebut customer social responsibility (CSR).

"Dari tahun 1996 masih di Bandar Udara Selaparang, Kota Mataram dan sekarang di BIL Lombok Tengah, PT AP I sudah menyalurkan anggaran untuk kemitraan dengan UKM mencapai Rp21 miliar," katanya.

Karena itu, diharpkan dengan kemitraan itu, sector UMKM di NTB terus berkembang dan meningkat. Tidak hanya pada sisi omsetnya tetapi juga asset yang dimiliki.

"Inilah harapan kita, sector UKM NTB bisa terus berkembang, sehingga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat," kata dia.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015