Jakarta (ANTARA News) - Kapal tanker milik Malaysia yang pekan lalu dinyatakan hilang setelah dibajak sudah terdeteksi, namun kondisi 22 awak kapal tersebut yang lima di antaranya adalah warga Indonesia belum diketahui, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri RI.

"Terkait hilangnya kapal tanker Orkim Harmony milik Malaysia, semalam telah terjadi penglihatan terhadap tanker itu di perairan Thailand. Namun, sampai saat ini belum ada kabar tentang kondisi awak kapal," kata Juru Bicara Kemlu Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, 22 awak kapal yang terdiri dari 16 warga Malaysia, lima warga Indonesia dan satu warga Myanmar masih belum ditemukan dan belum diketahui kondisinya.

"Kemarin di Kuala Lumpur ada briefing, antara pemerintah Malaysia dan pihak perusahaan kapal tentang penanganan terhadap ABK (anak buah kapal). Di sana intinya menyampaikan proses upaya pencarian yang melibatkan 16 ABK, termasuk dari Indonesia," ujar dia.

"Seluruh ABK, termasuk lima ABK WNI telah diasuransikan oleh perusahaan. Seluruh hak mereka akan dibayar," lanjut dia.

Kapal MT Orkim Harmony milik perusahaan pelayaran Magna Meridian Sdn Bhd yang tengah dalam perjalanan dari Melaka ke Pelabuhan Kuantan dilaporkan hilang pada Kamis (11/6) pukul 20.57 waktu setempat.

Kapal tersebut membawa muatan bensin RON95 yang dimiliki Petronas. Kapal tanker itu diduga dibajak.

Kantor berita Bernama, mengutip pernyataan Kepala Angkatan Laut Malaysia Laksamana Abdul Aziz Jaafar, melaporkan bahwa saat dideteksi kapal MT Orkim Harmony telah dicat ulang dan diubah namanya.

Berdasarkan modus operandi kasus perompakan sebelumnya, muatan minyak terutama diesel akan dipindahkan ke kapal lain di tengah laut dan anak buah kapal akan dilepaskan untuk dibawa ke pelabuhan terdekat. 

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015