Jakarta (ANTARA News) - Bisnis waralaba (franchise) bidang industri sign diprediksi berkembang pesat Indonesia, karena industri sign sangat dibutuhkan di era perdagangan bebas dan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Dengan investasi awal sekitar Rp2,2 miliar untuk membeli franchise Signarama, dan modal sudah kembali pada tahun kedua, dan banyak kemudahan yang diberikan," kata  Steven Kusnadi, Direktur PT Priyamitra Satwika dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.

Steven mengatakan, investasi yang dibutuhkan sebesar 49.500 dolar AS atau setara Rp 643 juta. Mitra juga menyiapkan dana untuk peralatan untuk beroperasi sebesar 124.000 dolar AS atau setara Rp 1,6 miliar. Sehingga total investasi awal sekitar Rp 2,2 miliar.

"Dari pengalaman kami, dan juga teman-teman di Singapura, Australia dan negara lain, rata-rata omzet bisa mencapai Rp 6 miliar per tahun," katanya dan menambahkan  untuk sewa lokasi usaha dan tenaga kerja menjadi tanggungan mitra usaha, dan disarankan berada di ruko yang dekat dengan area perkantoran.

Signarama memenuhi kebutuhan akan signage yang berkualitas untuk keperluan usaha, komersial maupun pribadi, mulai indoor/outdoor graphic, full color poster, large format signage, vehicle wrap, magnetic sign, floor graphic, window graphic, wall wrap, lettering, trade show banner, display, sign face dan masih banyak lagi.

PT Priyamitra Satwika yang berdiri pada 1986, berada pada peringkat No 74 dari 500 franchise dunia, dengan jumlah outlet saat ini mencapai 1.000 yang tersebar di 52 negara. Di Indonesia sendiri sudah lahir sejak 2013, setelah didahului Singapura dan Australia yang berkembang sangat pesat.

Sementara itu, menurut  Alex Butt, master franchise Singapura, bahwa produk sign yang berkualitas sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan dunia usaha saat ini. Dia memberikan contoh bagaimana bisnis sign ini sangat berkembang seiring dengan perkembangan dunia bisnis di negara itu. Di Singapura saat ini sudah ada 8 franchisee Signarama yang ada di berbagai lokasi.

"Proses produksinya bebas dari bau kimia printing karena kami menggunakan teknologi ramah lingkungan," sambung Steven. Perusahaan ini menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia saat ini yang bergerak dalam bidang "one stop full service retail signs business".

Menurutnya, bisnis sign akan bertumbuh terus seiring dengan pertumbuhan dunia usaha di Indonesia, karena hampir semua usaha baik kecil, menengah sampai besar, semuanya membutuhkan sign yang berkualitas, karena berperan membangun image produk dan perusahaan.

Apalagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang ditandai semakin bergairahnya sisi bisnis di negara-negara anggota ASEAN yang juga berarti persaingan yang ketat dengan perusahaan asing untuk memperoleh citra yang terbaik di mata konsumen. Salah satu bentuknya adalah bagaimana memanfaatkan sign untuk memberikan tampilan yang terbaik dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

"Semua usaha butuh sign apakah itu merek toko dari berbagai bentuk, dan baik buruknya kualitas sign sebuah dunia usaha mencerminkan baik buruknya kinerja usaha dan produk yang dijual," katanya.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015