"Permintaan produk animasi di pasar luar negeri bahkan jauh lebih besar dengan nilai keuntungan yang menjanjikan,"
Jakarta (ANTARA News) -  Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan Baros International Animation Frestival (BIAF)  yang akan diselenggarakan diselenggarakan di Cimahi, Jawa Barat pada 7-10 Oktober 2015 sebagai ajang unjuk kebolehan karya-karya animasi terbaik di Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, mengatakan festival animasi, termasuk BIAF, perlu terus didukung dan dikembangkan agar industri animasi dalam negeri berkembang dan dikenal dunia internasional, sehingga memberi kontribusi besar dalam peningkatan ekspor nasional.

"Pemerintah optimis ke depan  dunia animasi Indonesia akan tumbuh semakin besar sehingga kebutuhan impor film, video, fotografi, dan animasi semakin berkurang," ujarnya. Apalagi, ia menilai kekayaan alam dan budaya Indonesia dapat menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan karya animasi yang lebih unik dan membedakan dengan produk animasi dari negara lainnya.

"Pertumbuhan jumlah animator yang berkualitas, bertambahnya jumlah studio animasi, dan berkembangnya komunitas-komunitas animasi di Indonesia saat ini menunjukkan sumber daya kreatif animasi di Indonesia sudah mulai berkembang," kata Nus.

Tahun lalu BIAF diikuti oleh 48 partisipan yang terdiri dari 25 studio animasi Indonesia, 5 perguruan tinggi, serta 18 studio games dan komik Indonesia. Selain itu hadir para pembicara dari kalangan profesional yang telah bekerja di studio animasi San Fransisco dan Singapura, serta pembicara internasional dari Prancis, Singapura, Malaysia, Iran, Selandia Baru, Jerman, dan Filipina. Pameran itu dikunjungi  oleh 6.000 orang.

BIAF tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-3 kalinya dengan mengangkat tema “One Motion for Million Frame.”

Nus optimistis peluang pasar produk animasi sangat besar di dalam negeri. Ia merujuk pada indikator  umlah penduduk mencapai 253 juta jiwa dengan kelas menengah mencapai 30 persen dan rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir mencapai 6,1 persen.

Namun ia juga melihat potensi pasar luar negeri jauh lebih menjanjikan. "Permintaan produk animasi di pasar luar negeri bahkan jauh lebih besar dengan nilai keuntungan yang menjanjikan," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor subsektor film, video, fotografi, dan animasi pada tahun 2010 lalu mencapai Rp595 miliar dan pada tahun 2013 lalu tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp639 miliar.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2015