Jakarta (ANTARA News) - Perusahaaan konstruksi dan investasi milik negara PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PT PP meraih setidaknya proyek baru senilai Rp11,82 triliun hingga pertengahan Juni.

"Perseroan optimis mencapai target perolehan proyek baru tahun ini sebesar Rp. 27 triliun karena tekad pemerintah dalam mempercepat pelaksanaan proyek-proyek APBN di samping besarnya pasar proyek BUMN dan swasta," ujar Direktur Utama PT PP, Bambang Triwibowo, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian, total "order book" sampai dengan pertengahan Juni mencapai Rp 40,82 triliun termasuk "carry over" 2014 sebesar Rp29 triliun. Proyek baru tersebut mencapai 44 persen dari total target perolehan proyek baru yang ditetapkan perseroan sepanjang tahun ini yaitu sebesar Rp27 triliun.

Nilai proyek baru tersebut didukung oleh perolehan proyek PLTG Gorontalo 100 MW senilai Rp1,63 triliun dari PT PLN. Proyek itu menggunakan peralatan utama General Electric dengan Engine TM 2.500+, dimana mesin tersebut biasa digunakan untuk mesin pesawat berbadan besar.

Perolehan kontrak baru lainnya, proyek infrastruktur pemerintah, yaitu Jalan Tol Bawen-Solo Rp339 miliar, Jalan Sibolga-Batas Tapsel di Sumatera Utara Rp. 236 miliar, Sabodam Merapi Rp 61 miliar dan Jalan Tol Solo-Kertosono (lanjutan) Rp 55 miliar.

Selain itu, proyek baru perseroan yang lain yaitu reklamasi Mandala City di Makassar sebesar Rp2,5 triliun, Pelabuhan Kuala Tanjung Rp897 miliar, St. Moritz di Makassar Rp576 miliar, One Otium Residence Antasari di Jakarta Rp 472 miliar, Manhattan Greenland sebesar Rp351 miliar, Apartemen Gunawangsa di Surabaya sebesar Rp327 miliar, Spring Wood di Tangerang sebesar Rp325 miliar, Apron

Bandara Ahmad Yani di Semarang Rp141 miliar, Gedung Jasa Marga di Jakarta Rp112 miliar, Rumah Budaya Indonesia di Dili, Timor Leste Rp77 miliar, dan lainnya.

Di samping itu, perolehan kontrak baru tersebut juga dikontribusi oleh penjualan anak usaha Perseroan, yaitu PT PP Properti sebesar Rp 900 miliar, PT PP Pracetak Rp569 miliar dan PT PP Peralatan Rp 87 miliar.

Dia menambahkan untuk mendukung peningkatan laba pada 2015, pihaknya telah melakukan berbagai aksi korporasi, antara lain penerbitan Obligasi Berkelanjutan I PP Tahap II sebesar Rp300 miliar yang telah dilaksanakan pada awal Februari 2015 dan pencatatan saham anak usahanya, PT PP Properti Tbk di Bursa Efek Indonesia tanggal 19 Mei 2015 dengan kode tickers "PPRO".

PT PP Properti Tbk juga meneruskan pembangunan proyek Grand Kamala Lagoon tower kedua di Kalimalang dan Grand Sungkono Lagoon di Surabaya saat ini juga meneruskan pembangunan gedung kedua.

PP Properti juga meluncurkan produk baru, yaitu apartemen Ayoma di Serpong, apartemen Payon Amartha di Semarang, dan The North East Square di Surabaya. PP Properti juga bersinergi dengan perusahaan lain untuk mengembangkan lahan, salah satunya dengan BPJS di lahan seluas 0,5 hektare di Jakarta.

Untuk mendorong lonjakan pertumbuhan, pada 2016 pihaknya berharap mendapatkan suntikan modal dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan menerbitkan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sehingga akan terjadi lonjakan peningkatan ekuitas Perseroan. Dengan peningkatan ekuitas tersebut, Perseroan memprioritaskan akan berinvestasi dalam pembangunan proyek power plant dan pelabuhan.

"Pada pertengahan Juni 2015, perseroan menerima penghargaan dalam ajang MNC Awards 2015 sebagai The Best Listed Company Construction Sector dari MNC Group. Masih dalam ajang penghargaan yang sama, MNC Group juga memberikan penghargaan The Best CEO Award," jelas dia.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015