Arca Nandi ditemukan pada Jumat (19/6) di salah satu Candi Perwara (pendamping) yang berada enam meter di bawah permukaan tanah."
Sleman (ANTARA News) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta menemukan sebuah arca Nandi atau patung sapi di kompleks Candi Kedulan, Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

"Arca Nandi ditemukan pada Jumat (19/6) di salah satu Candi Perwara (pendamping) yang berada enam meter di bawah permukaan tanah," kata Tekno Arkeolog dari BPCB Yogyakarta Erwa Widiyanto, Selasa.

Menurut dia, temuan baru ini merupakan hasil dari studi teknis yang dilakukan, dibantu belasan masyarakat setempat.

"Saat ini temuan arca Nandi tersebut telah kami amankan," katanya.

Ia mengatakan, penggalian untuk mendapatkan arca Nandi tersebut saat ini masih terus dilakukan karena baru badannya saja yang berhasil diamankan.

"Kepalanya masih terendam di dalam tanah, kami masih berupaya mencarinya," katanya.

Erwa mengatakan, selain mengamankan arca Nandi, sebagian pekerja pun juga melakukan penggalian ke dua titik Candi Perwara yang juga masih di dalam tanah.

"Tidak harus arca nandi ini diangkat ke atas. Yang penting diamankan terlebih dahulu, setelah itu dikoordinasikan bersama tim di kantor. Untuk selanjutnya bagaimana," katanya.

Candi Kedulan, yang berada di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman merupakan candi Hindu.

Arca nandi, yang telah ditemukan beberapa hari lalu tersebut, merupakan wahana atau kendaraan Dewa Siwa.

Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, BPCB Yogyakarta, Wahyu Astuti mengatakan Candi Kedulan ditemukan sudah sejak 1993. Akan tetapi, pemugaran sampai saat ini masih berlangsung, karena ada beberapa titik tanah yang belum dibebaskan.

"Candi Kedulan merupakan candi Hindu yang terendam tanah sedalam enam meter. Karena terkena dampak erupsi Gunung Merapi," katanya.

Candi Kedulan memiliki candi induk yang berada di bagian tengah. Kemudian, ada juga tiga Candi Perwara sebanyak tiga unit, yang berada di sampingnya.

"Candi Perwara yang masih terpendam ini nantinya akan ditampakkan," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015