Manado (ANTARA News) - Heteroseksual menjadi faktor resiko tertinggi penyebab "human immunodeficiency virus/acquired immuno deficiency syndrome" (HIV/AIDS) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), kata Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Provinsi (KPAP) dr Tangel-Kairupan.

"Dari 1.706 pengidap HIV/AIDS hingga Desember 2014, sebanyak 1.411 pengidap dikontribusikan dari faktor resiko heteroseksual," kata dr Tangel-Kairupan di Manado, Selasa.

Dari faktor resiko tersebut, kata dia, sebanyak 474 kasus pengidap HIV, sementara sisanya 937 kasus pengidap AIDS.

Faktor resiko kedua tertinggi, kata dia, adalah penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya serta "Injection drug user" (napza/idu), sebanyak 118 pengidap HIV/AIDS disebabkan hal ini.

Sementara perinatal, menjadi penyebab ketiga tertinggi yang berkontribusi terus meningkatnya jumlah pengidap penyakit berbahaya ini di Sulut, tercatat sebanyak 80 orang terinfeksi.

Homoseksual, juga menjadi salah satu faktor risiko penularan penyakit HIV/AIDS, sebanyak 66 pengidap ditularkan melalui hubungan seks sejenis, katanya.

"Program Komunikasi, informasi dan edukasi atau KIE terus kami maksimalkan untuk mengubah perilaku masyarakat dan kelompok berisiko. Semakin banyak yang memeriksakan status kesehatannya ke klinik voluntary, counseling test, semakin baik," katanya.

Terus bertambahnya pengidap HIV/AIDS, kata dia, menjadi bukti program KIE berjalan baik karena masyarakat dan kelompok berisiko berkeinginan memeriksakan diri ke klinik VCT.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015