Tokyo (ANTARA News) - Pejabat-pejabat senior sepak bola Jepang membantah klaim bahwa negeri Sakura itu membayar uang sebanyak 1,5 juta dolar AS kepada Afrika Selatan sebagai imbalan dukungan atas penyelenggaraan Piala Dunia 2002 bersama dengan Korea Selatan.

Klaim yang menyengat federasi sepak bola Jepang itu diwartakan oleh harian olah raga Spanyol Diario As sebagai bagian dari wawancara dengan seorang sumber Conmebol yang telah bekerja di lembaga itu selama 15 tahun.

Tudingan ini menambah daftar panjang kasus suap yang melanda penyelenggaraan perhelatan sepak bola global, sejak Piala Dunia 1998 dan jelang turnamen Piala Dunia Qatar 2022, sebagaimana dikutip dari laman Guardian.

Kasus suap di dunia sepak bola global naik ke permukaan setelah personel penyelidik Amerika Serikat melontarkan indikasi bahwa "suap di balik Piala Dunia" yang melanda FIFA.

"Tuduhan itu tidak mungkin," kata pejabat kehormatan Asosiasi federasi sepak bola Jepang (JFA) Junji Ogura kepada surat kabar Jepang Asahi Shimbun.

Sumber itu kemudian memberi rincian bahwa mantan presiden Conmebol Nicolas Leoz menerima gelontoran sejumlah uang kemudian memasukkannya ke rekening pribadi, kata harian Spanyol itu seraya menambahkan presiden kehormatan JFA Ken Naganuma mengirimkan uang itu pada tahun 2000.

Jepang dan Korea Selatan terpilih pada 1996 sebagai tuan rumah bersama penyelenggaraan Piala Dunia 2002, meski kompetisi di antara kedua negara itu demikian sengit.

Ogura kemudian mengatakan pembayaran pada tahun 2000 itu tidak mungkin terjadi karena Jepang telah terpilih empat tahun lebih awal.

"Di samping itu, kami tidak punya uang sebanyak itu," katanya menegaskan.

Leoz merupakan satu dari sembilan pejabat senior FIFA yang terindikasi terlibat dalam kasus pencucian uang, penggelapan pajak, dan suap.

Pejabat asal Paraguay ini disebut-sebut sebagai salah satu dari mereka yang menerima imbalan sebanyak 100 juta dolar AS sebagai "kickback" yang digelontorkan oleh agensi pemasaran ISL. Ia akhirnya pensiun dari dunia sepak bola pada 2013 karena alasan sakit.  

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015