London (ANTARA News) - Serena Williams mengarahkan pandangannya pada target untuk mengukir sejarah di kalender Grand Slam, ketika petenis putri peringkat satu dunia ini berupaya meraih gelar Wimbledon keenamnya.

Williams kembali ke All England Club pada pekan depan untuk pertama kalinya sejak ia harus tersingkir pada kategori ganda tahun lalu, di mana ia terlihat terserang virus yang membuatnya sulit memukul bola melewati net.

Citra Serena yang terpuruk di Lapangan Satu -- hanya beberapa hari setelah ia tersingkir di putaran ketiga di kategori tunggal di tangan Alize Cornet -- memicu asumsi bahwa karir gemilang petenis AS itu telah memasuki fase akhir.

Namun respon petenis 33 tahun itu dramatis dan menentukan.

Serena menjuarai AS Terbuka untuk mengakhiri 2014 dengan raihan manis dan kemudian menyapu bersih gelar di Australia Terbuka dan Prancis Terbuka tahun ini, membawa ia kembali ke All England Club dengan dua gelar utama yang dapat diraih dari kalender pertama Grand Slam, sejak Steffi Graf menguasai empat gelar utama pada 1988.

"Tentu saja saya akan suka untuk memenangi Grand Slam. Saya pikir itu akan luar biasa," kata Serena, yang mengalahkan Lucie Safarova untuk mengunci gelar Roland Garros ketiganya pada awal bulan ini.

Dengan koleksi 20 gelar Grand Slam, Williams menghuni urutan ketiga pada daftar sepanjang masa dan mendekati rekor Margaret Court yakni 24 gelar, di mana ia berpeluang menyamai koleksi peringkat kedua Graf, yakni 22 gelar, pada akhir tahun.

Namun untuk saat ini, Serena, yang hanya memenangi tiga gelar Grand Slam dalam setahun yakni pada 2002, terfokus sepenuhnya pada mengukir start bagus untuk perjalanannya di Wimbledon setelah gagal menembus perempat final pada dua tahun terakhir.

"Saya tidak begitu bagus di Wimbledon pada tahun ini, maka saya akan perlu membuat penampilan bagus kali ini," kata Williams.

"Tujuan saya adalah untuk lebih baik daripada dua tahun terakhir, melakukannya sekali lagi, dan sekali lagi, dan sekali lagi."

Tanpa ampun

Salah satu ancaman utama untuk Serena diperkirakan datang dari juara bertahan Petra Kvitova, yang meraih gelar Wimbledon keduanya dengan menghancurkan Eugenie Bouchard tanpa ampun di final 12 bulan silam.

Namun petenis Ceko 25 tahun itu masih belum pasti apakah ia akan cukup bugar untuk mempertahankan mahkotanya, setelah ia terpaksa mengundurkan diri dari ajang pemanasan Wimbledon tahun ini di Eastbourne karena virus.

"Benar-benar tidak masuk akal untuk bermain dan untuk tidak siap bagi Wimbledon. Saya mungkin lebih sakit daripada yang saya derita sekarang. Maka saya harap, saya sekarang dapat pulih."

Juara Grand Slam lima kali Maria Sharapova akan diharapkan menjadi kandidat utama untuk gelar yang ia menangi sebagai petenis remaja 11 tahun silam.

Namun petenis 28 tahun asal Rusia itu, yang merupakan atlet putri terkaya, belum membuktikan bahwa dirinya mampu mengatasi Serena, yang menaklukkan Sharapova di final Australia Terbuka tahun ini untuk memperpanjang rekor dominannya menjadi 17 kemenangan dari 19 pertemuan mereka.

Bouchard kerap disebut sebagai pewaris Sharapova sebagai atlet putri yang glamor ketika petenis Kanada itu, yang ibunya menamainya dengan mengambil inspirasi dari kerajaan Inggris, mencuri hati para penonton Wimbledon saat ia melaju ke final tahun lalu.

Bagaimanapun, kesuksesan itu menjadi awal dari rangkaian penampilan buruk yang dideritanya, di mana petenis 21 tahun itu kalah di putaran pertama dari tujuh turnamen pada 2015.

Bouchard berharap kembalinya ia ke All England Club akan memperbaiki peruntungannya, dan ia berkata, "Ketika saya pergi ke Wimbledon, saya akan memiliki kenangan-kenangan dari tahun lalu di dalam benak saya, yang mudah-mudahan akan memberikan saya kepercayaan diri bahwa saya akan bermain baik."

Safarova dan petenis peringkat ketiga dunia Simona Halep, yang keduanya merupakan semifinalis Wimbledon tahun lalu, juga akan berharap dapat melangkah jauh di turnamen ini, namun hanya sedikit pihak yang memperkirakan ada petenis lain selain Serena yang menjadi juara pada final Sabtu. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/A016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015