Kabul (ANTARA News) - Ledakan bom kembali mengguncang Ibu Kota Afghanistan, Kabul, di bagian barat pada Selasa malam (30/6)

Tidak ada korban jiwa akibat bom pinggir jalan itu.

Itu adalah serangan keempat di Afghanistan dalam sehari, kata beberapa sumber dan saksi mata.

"Tak lama setelah saya berbuka puasa, ledakan kuat mengguncang saya dan anggota keluarga saya. Kami sudah muak dengan serangan selama bulan suci Ramadhan," kata saksi yang bernama Nawid Jalizi kepada Xinhua.

Ia menambahkan ledakan itu mengguncang kaca jendela beberapa rumah di dekat lokasi ledakan.

Satu bom pinggir jalan meledak sekitar pukul 19.55 waktu setempat di sepanjang jalan utama di dekat gedung direktorat transportasi di Permukiman Kart-e-Mahmorin, tanpa merenggut korban, kata satu sumber polisi kepada Xinhua.

Sasaran ledakan tersebut belum diketahui.

Pada Selasa pagi, dua warga sipil tewas dan lebih dari 20 orang lagi --termasuk dua prajurit AS-- cedera dalam satu pemboman mobil bunuh diri oleh Taliban di Kabul Tengah.

Sementara itu, dua anak kecil menderita luka dalam satu serangan bom di bagian barat ibu kota Afghanistan tersebut.

Kelompok gerilyawan Taliban mengaku bertanggung jawab atas satu pemboman truk yang menewaskan dua warga sipil dan melukai lebih dari 50 orang lagi di dekat satu kantor polisi di Provinsi Helman, bagian selatan negeri itu, pada Selasa pagi.

Sebanyak 11 prajurit militer Afghanistan telah tewas setelah gerilyawan menyergap rombongan pasukan keamanan di Provinsi Herat, Afghanistan Barat, demikian laporan media lokal pada Senin (29/6).

"Pada Ahad malam (28/6), gerilyawan menyerang rombongan militer yang baru pulang di Wilayah Masjide-e-Chobee, Kabupaten Karukh, menewaskan 11 prajurit dan melukai enam lagi," kata Tolo News.

Rombongan tentara tersebut sedang dalam perjalanan dari ibu kota provinsi itu, Herat, ke Provinsi Badghis ketika diserang, kata laporan tersebut.

Aksi perlawanan pimpinan Taliban telah berkecamuk sejak pertengahan April, ketika kelompok gerilyawan itu melancarkan serangan tahunannya terhadap pasukan keamanan Afghanistan.

Korban jiwa di pihak polisi dan militer Afghanistan telah bertambah saat pasukan AS dan NATO di Afghanistan beralih dari misi tempur ke peran pendukung --pelatihan, pemberian saran dan pemberian bantuan-- bagi pasukan Afghanistan sejak 1 Januari.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015