Bisnis secara syariah membuat banyak pelaku ekonomi mikro terselamatkan dari kebangkrutan akibat terlilit utang dengan bunga tinggi."
Jakarta (ANTARA News) - Pakar ekonomi syariah Muhammad Syafii Antonio mengapresiasi lembaga keuangan dengan sistem syariah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang dibangun Mursida Rambe untuk mencegah para pedagang di Pasar Beringharjo,Yogya terlibat utang kepada rentenir.

"Bisnis secara syariah membuat banyak pelaku ekonomi mikro terselamatkan dari kebangkrutan akibat terlilit utang dengan bunga tinggi," kata Syafii Antonio pada Dialog Ekonomi Syariah seperti tertulis dalam siaran pers melalui surel di Jakarta, Kamis.

Syafii Antonio menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya telah memberi teladan dengan mempraktekkan cara berbisnis yang Islami dengan prinsip syariah yang menghindari riba. Karena itu upaya Mursida Rambe patut diapresiasi.

Disebutkan sistem syariah yang dibangun Mursida telah menjadi contoh dalam pengelolaan BMT di berbagai daerah, bahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X merespon BMT Pasar Beringharjo dan mendukungnya untuk menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola manajemen keuangan secara syariah.

Sementara itu Mursida Rambe, pendiri BMT Pasar Beringharjo mengatakan ia mulai memperkenalkan sistem syariah itu 21 tahun lalu dengan modal awal Rp1 juta yang diperoleh dari Dompet Dhuafa.

Uang itu dimanfaatkan para pedagang untuk mengembangkan usahanya dengan meminjam Rp25 ribu, Rp50 ribu, Rp75 ribu dan seterusnya yang kemudian pengembaliannya bisa dicicil Rp1.000 per hari.

"Pembayarannya cukup fleksibel, apabila pedagang sedang sakit dan tidak berjualan, maka dia tidak ditagih sampai pedagang itu sembuh dan bisa beraktivitas kembali," katanya.

Dengan profit dan bagi hasil yang besar, Mursida akhirnya mendirikan lembaga keuangan mikro Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam bentuk koperasi syariah bernama BMT Pasar Beringharjo.

Saat ini anggotanya 47 ribu orang dan kalau dihitung dengan anggota keluarga, anggotanya mencapai 200 ribuan, dengan modal yang dikelola total Rp105 miliar.

Perusahaan PT Asia Raya Kapital yang bergerak di sektor pasar modal siap menjembatani para pemilik modal yang ingin berinvestasi dengan cara syariah agar bisa membantu para pelaku ekonomi mikro.

Direktur Utama PT Asia Raya Kapital, Tri Agung Winantoron menjelaskan dana investasi yang dikelola dengan model reksadana syariah, akan disisihkan untuk membantu pelaku ekonomi mikro seperti tukang bakso, warung tegal, pedagang kaki lima lainnya seperti yang sudah berhasil dilaksanakan di Yogyakarta.

"Dengan model syariah ini, para pelaku ekonomi mikro tidak terjerat bunga rentenir yang tinggi. Ini sejalan keinginan pemerintah, untuk menopang perekonomian di tingkat mikro agar semakin kuat," kata Tri Agung.

Pewarta: Dewanti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015