Jakarta (ANTARA News) - Orkes Simfoni Universitas Indonesia (OSUI) Mahawaditra berhasil meraih medali perak dalam ajang Australian International Music Festival (AIMF) 2015 yang berlangsung selama sepekan di Sydney sejak 24 Juni sampai 4 Juli lalu.

Pembina Mahawaditra Budi Susilo Soepandji sangat mendukung upaya Mahawaditra membawa nama baik UI dan Indonesia ke panggung orkestra internasional.

"Misi yang dibawa para delegasi UI adalah people to people diplomacy. Kemampuan berdiplomasi secara internasional tidak hanya dibebankan dan dipikul oleh seorang diplomat melainkan oleh seluruh anak bangsa, salah satunya keahlian dalam bermain musik," kata Budi dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Selain menjalankan misi budaya, kata Budi, keikutsertaan Mahawaditra pada ajang AIMF 2015 diharapkan mampu membawa nama harum orkestra Indonesia ke kancah internasional serta menyebarkan kekayaan budaya Indonesia.

Penampilan Mahawaditra tersebut menjadi orkestra mahasiswa Indonesia pertama yang dapat bermain di gedung konser bersejarah di Sydney Town Hall.

Para peserta yang turut berpartisipasi dalam AIMF 2015 diantaranya orkestra dari Amerika Serikat, New Zealand, Singapura, Hong Kong, dan Tiongkok.

Dalam penampilan mewakili budaya Indonesia tersebut, Mahawaditra tampil sebanyak empat kali di empat lokasi yang berbeda yaitu Sydney Opera House, Verbughen Hall Sydney Conservatorium of Music, Sydney Town Hall, dan Australian Maritime Museum.

Mahawaditra membawakan komposisi lagu yang dilengkapi alat musik tradisional Indonesia seperti kendang Sunda dan angklung hingga memperoleh apresiasi dan sambutan luar biasa dari para juri maupun penonton.

Sebanyak 52 pemain menjadi delegasi UI pada ajang orkestra mancanegara tersebut yang terdiri atas 48 mahasiswa UI lintas jurusan, tiga alumni UI dan satu orang konduktor.

Mahawaditra meraih nilai 81 di mana angka tersebut termasuk angka yang cukup besar dalam kelompok perak karena penghargaan emas dimulai dengan nilai 85.

Mahawaditra membawakan delapan lagu dengan instrumen musik klasik Eropa yang dipadukan dengan instrumen musik tradisional untuk membawakan lagu rakyat Indonesia, lagu baru karya anak bangsa, lagu latar film, dan lagu barat.

Pilihan lagu yang disusun oleh Metta Faurizka Ariono sebagai direktur musik adalah Es Lilin-Warung Pojok aransemen Cheppy Soemirat, Engklek karya Fero Aldianya, En Bateau karya Claude Debussy, From The Break of Morning karya Marisa Sharon, In A Persian Market karya Albert Katelbey, Pirates of The Caribean karya Clause Badlet, Varia Ibu Kota karya Mochtar Embut, dan The Phantom of The Opera karya Andrew Lloyd Webber.

Penghargaan yang didapatkan Mahawaditra berasal dari penilaian para dewan juri pada penampilan mereka di Verbughen Hall pada Selasa (30/6) malam.

Para dewan juri ini adalah mereka yang telah ahli di bidangnya yaitu Stephen William dari Symphony Australia, Ralph Hultgren dari Quensland Conservatorium Griffith University, dan Beng Wee Tan dari Band Directors Association of Singapore.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015