Surabaya (ANTARA News) - Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda merekomendasikan tentang penutupan Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo diperpanjang hingga Jumat pukul 12.00 WIB.

"Karena debu masih di udara tepat di atas Surabaya dan sekitarnya dan membahayakan penerbangan sehingga penutupan bandara diperpanjang," ujar Prakirawan BMKG Juanda Agatha ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat.

Ia menjelaskan, pergerakan abu akibat erupsi Gunung Raung hingga pagi ini masih mengarah ke arah barat sehingga sangat tidak dimungkinkan pesawat untuk melintas.

Penutupan bandara internasional tersebut sudah dua kali dilakukan sejak resmi ditutup pada Kamis (16/7) pukul 13.30 WIB hingga 20.30 WIB.

Penutupan pertama mulai Kamis malam hingga Jumat pukul 06.00 WIB, namun karena belum ada pergerakan debu maka penutupan diperpanjang hingga enam jam kemudian.

"Setelah pukul 12.00 WIB kembali akan dikeluarkan rekomendasi, apakah debu sudah bergerak atau belum. Nanti siang up date kembali, termasuk sudah diizinkan dibuka atau belum Bandara Juanda," ucapnya.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura (AP) I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo menyampaikan bahwa pergerakan debu erupsi Gunung Raung berada di ketinggian 16 ribu kaki sehingga membahayakan pesawat terbang yang melintas.

"Kalau di darat sepertinya memang tidak ada apa-apa, padahal pergerakan debu di ketinggian 16 ribu kaki sangat memengaruhi," ujar General Manager PT Angkasa Pura I Yanus Suprayogi.

Berdasarkan rekomendasi BMKG maka Bandara Juanda dan Bandara Abdulrachman Saleh di Malang menghentikan seluruh aktivitas penerbangan dan mengakibatkan 222 penerbangan dari 16 maskapai pada Kamis siang hingga malam hari batal berangkat.

Tidak hanya penerbangan domestik, penerbangan internasional yang menuju atau berangkat dari Juanda juga tak bisa diberangkatkan.

Akibat kejadian ini, 9.766 calon penumpang gagal berangkat dan 18.178 penumpang tidak bisa mendarat di Juanda.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015