Malang (ANTARA News) - Khatib shalat Idul Fitri di Masjid Sirotol Mustaqim Kota Malang, Jawa Timur Jubair, SH mengingatkan agar masyarakat Indonesia jangan sampai menyalahartikan jihad yang selama ini dipahami sebagai angkat senjata oleh kelompok tertentu.

"Karena salah mengartikan jihad oleh kelompok tertentu, menjadikan Indonesia dipandang sebagai negara teroris, padahal itu tidak benar dan sangat merugikan orang lain," kata Jubair ketika menjadi khatib dan imam shalat Idul Fitri di masjid tersebut, Jumat.

Menurut dia, arti jihad yang sesungguhnya adalah kemampuan melawan diri sendiri, bukan mengangkat senjata dan memerangi umat manusia yang tidak sepaham dengan kelompoknya.

"Jihad di Tanah Air dipimpin oleh kepala negara (presiden), bukan oleh sekelompok dan golongan tertentu," tegasnya.

Jihad, lanjutnya, merupakan bentuk untuk melawan dan memerangi segala kemungkaran dan bertempur melawan kemiskinan demi peningkatan kesejahteraan umat manusia, termasuk seluruh masyarakat Indonesia. Bukan sebaliknya, memerangi dan merugikan orang-orang yang tidak bersalah karena senjatanya.

Menyinggung makna Ramadhan dan Idul Fitri, Jubair mengatakan pada momen Lebaran ini, bukan hanya sekedar memakai baju baru, tetapi bagi umat muslim juga sebagai momen bangkitnya kesadaran sosial dan sikap mau berbagai untuk menyejahterakan dan membantu orang lain yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak yatim.

Selain itu, juga momen untuk melahirkan ide-ide baru demi pembangunan bangsa dan negara ke depan yang lebih baik. "Umat Islam harus bangkit untuk menata kehidupan dan masa depan yang lebih baik, jantgan sampai tergerus dan tertinggal dalam hal apapun untuk menata dunia ini," ujarnya.

Sementara itu Wali Kota Malang Moch Anton ketika memberikan sambutan sebelum shalat Idul Fitri di Masjid Jami Kota Malang, mengatakan Lebaran merupakan momen untuk meningkatkan kualitas hidup dan saling memaafkan antarsesama manusia.

"Setelah saliang memaafkan, marilah kita bersama-sama kembali untuk membangun kota ini, kota yang kita cintai ini dengan berkeadilan dan saling membantu untuk mewujudkannya," kata Anton.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015