Tulungagung (ANTARA News) - Sejumlah petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berharap mendapat tambahan suplai air dari waduk/bendung Wonorejo untuk lahan persawahan mereka yang mulai mengalami krisis air, agar tanamannya tidak rusak karena kekeringan.

"Harus ada suplai (air) tambahan yang masuk ke saluran irigasi melalui Bendung Segawe," ujar seorang petani di Kecamatan Kalangbret, Suharto, Rabu yang mengkhawatirkan ancaman kekeringan melanda ratusan hektare sawah di Tulungagung bagian selatan dan timur.

Akibat kemarau yang memicu penyusutan air sungai, lanjut Suharto, saat ini hanya sedikit petani yang menanam padi.

Selebihnya petani memilih menanam palawija yang lebih tahan terhadap situasi kering.

"Tapi tetap saja butuh suplai air, minimal untuk tahap penanaman awal agar pertumbuhan tanaman bagus," ujarnya.

Selama ini, lanjut Suharto, salah satu irigasi yang menjadi andalan yakni sungai desa setempat. Sungai itu mendapat pasokan air dari Dam Segawe.

"Kami mohon ada tambahan suplai air untuk irigasi sawah warga dari Dam Segawe," katanya.

Hal lain diungkapkan Juli, petani di kawasan Gondang. Menurutnya, harus ada regulasi baru untuk pembagian suplai air dari Dam Segawe.

Sebab, kata dia, petani kerap mengeluhkan kekurangan air yang diduga karena pembagian kurang adil di Bendung Segawe.

"Perlu dikaji ulang agar kebutuhan air untuk petani tetap terpenuhi sehingga tak mengganggu masa tanam," ujarnya.

Menanggapi krisis air yang dikeluhkan petani itu, Kepala Subdivisi (Kasubdiv) ASA II Perum Jasa Tirta I Waduk Wonorejo Kurdianto mengakui jika Bendung Segawe sebagai pengatur pembagian suplai air.

Bendung Segawe memiliki fungsi untuk irigasi pertanian dan suplai masuk ke Bendungan Wonorejo.

Namun, lanjut dia, selama ini prosentase lebih besar diberikan untuk Bendungan Wonorejo, sebab fungsi utama bendungan adalah sebagai penyedia air baku untuk perusahaan daerah air minum (PDAM).

"Utama tetap ke Bendungan Wonorejo. Namun kami juga layani irigasi perawahan warga termasuk kawasan Kecamatan Gondang," terang Kurdianto.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015