Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah 46,25 poin seiring dengan pelaku pasar saham yang mengambil posisi lepas saham karena gejolak mata uang rupiah.

IHSG BEI ditutup melemah sebesar 46,25 poin atau 0,94 persen menjadi 4.856,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 11,40 poin (1,36 persen) menjadi 828,38.

"Melemahnya mata uang rupiah menjadi salah satu faktor yang memicu pelaku pasar saham melakukan aksi lepas saham sehingga IHSG BEI tertekan pada akhir pekan ini (24/7)," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, gejolak nilai tukar rupiah itu membuat pemodal lokal melepas posisinya terutama di saham-saham sektor perbankan. Diharapkan Bank Indonesia melakukan intervensi agar mata uang rupiah bergerak stabil terhadap dolar AS.

Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan bursa saham di kawasam Asia dan palaku pasar saham asing yang kembali melanjutkan aksi jual saham menambah sentimen negatif bagi IHSG BEI. Dalam data perdagangan efek BEI, pelaku pasar saham membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp123,837 miliar pada Jumat (24/7) ini.

"Pelaku pasar sebaiknya tetap berhati-hati dalam melakukan akumulasi karena meski tren jangka pendek IHSG berada dalam tren naik, namun untuk jangka menengah masih berada dalam tren turun," katanya.

Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 153,589 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,59 miliar lembar saham senilai Rp3,06 triliun. Sebanyak 89 saham bergerak naik, 183 saham bergerak turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan sebanyak 90 saham.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 270,34 poin (1,06 persen) ke level 25.128,51, indeks Nikkei turun 139,42 poin (0,67 persen) ke level 20.544,53, dan indeks Straits Times melemah 3,72 poin (0,11 persen) ke posisi 3.352,65.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015