Jakarta (ANTARA News) - Insiden kerusuhan oleh kalangan tertentu di Tolikara, Papua, pada momentum Hari Raya Idul 1436 Hijriah, Jumat (17/7)  jangan sampai terulang kembali di bumi Indonesia.

Anggota DPD (Senator) RI, Fabian Sarundajang dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, mengatakan, perlunya dialog yang berkesinambungan sebagai cara yang paling efektif bagi bangsa Indonesia dari pusat sampai ke daerah terpencil, terutama para tokoh-tokoh agama, agar terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seperti di Tolikara.

Fabian menegaskan, dialog ini bukan untuk menunjukkan agama mana yang paling baik, tetapi dialog untuk kita sama-sama saling memahami dan menghormati satu sama lain.

"Dialog untuk bagaimana kita sebagai satu bangsa bisa maju bersama. Dialog untuk bagaimana perbedaan kita jadikan suatu kekuatan besar demi kemajuan bangsa," katanya.

"Pemerintah harus menjadi motor penggerak sehingga dialog/komunikasi antar kita terutama para tokoh agama, dapat dilaksanakan," sambung penggagas Poros Senator Indonesia bersama senator muda lainnya ini untuk memberikan pandangan-pandangan kritis yang membangun dalam pelbagai persoalan kebangsaan.

Fabian mengingatkan, sejak Bangsa Indonesia berdiri, para pendiri bangsa telah meletakkan filosofi berbangsa dan bernegara kita dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, perbedaan bukanlah menjadi penghalang bagi bangsa, tapi justru kekuatan untuk maju bersama.

"Hidup rukun berdampingan rukun satu sama lain walaupun berbeda agama merupakan suatu keniscayaan yang harus sama-sama kita syukuri," demikian Fabian Sarundajang.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015