Selain peta jalan, perkumpulan ini didirikan dengan tujuan menyiapkan pranata teknologi, regulasi, pendidikan, dan kewirausahaan."
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga swadaya masyarakat Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia menyusun peta jalan pemanfaatan infrastruktur kelistrikan untuk internet di seluruh Indonesia.

Juru Bicara Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia Pamimpin Andreas Timoti dalam rilis di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa penyusunan peta jalan tersebut merupakan upaya mewujudkan jaringan cerdas atau infrastruktur ketenagalistrikan yang dilengkapi teknologi informasi dan komunikasi.

"Jaringan cerdas bisa mengakses Internet dengan memakai jaringan listrik," katanya.

Menurut dia, Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia yang diluncurkan di Kantor Pusat PT PLN (Persero), Selasa, merupakan prasarana bagi terwujudnya Indonesia Cerdas.

"Selain peta jalan, perkumpulan ini didirikan dengan tujuan menyiapkan pranata teknologi, regulasi, pendidikan, dan kewirausahaan," katanya.

Prakarsa digagas mantan Dirut PLN Eddie Widiono dengan didukung cendekiawan, praktisi, dan pejabat ketenagalistrikan, seperti Prof. Ryanarto (ITS), Prof. Suhono (pakar smart city ITB), Prof. Tumiran (anggota DEN, UGM), Prof. Iwa Garniwa (UI), Prof. Hamzah Hilal (BPPT), dan Dr. Tjahyo Tamtomo (Univ Surya).

Didukung pula dua direktur PLN, yakni Iwan Supangkat dan Amir Rosidin, serta Direktur Konservasi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Farida Zed.

Iwan juga menjabat Ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) dan Amir adalah Ketua Organisasi Profesi Kelistrikan Bidang Distribusi (CIRED).

"Turut hadir pula 215 cendekiawan, praktisi, dan pejabat," katanya.

Menurut dia, para pakar tersebut menyetujui penyediaan energi listrik masih menghadapi tantangan berupa peningkatan kebutuhan yang pesat, penyusutan, dan keandalan yang kurang memuaskan, serta lambatnya peralihan energi fosil ke terbarukan.

"Oleh karena itu, mereka berpendapat jaringan cerdas dibutuhkan di Indonesia untuk mengatasi tantangan tersebut," ujarnya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015