Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah olahragawan cabang atletik yang diduga doping justru lolos mendapatkan medali baik pada Olimpiade maupun pada kejuaraan dunia, lapor dua media massa Barat berdasarkan data ribuan hasil tes doping yang berlangsung dalam kurun 2001 - 2012.

Sunday Times dari Inggris dan stasiun penyiaran ARD/WDR dari Jerman mengaku telah mengumpulkan data rahasia dari badan atletik dunia IAAF yang dipasok seorang whistleblower yang jijik pada begitu banyaknya kasus doping di atletik.

Kedua organisasi berita ini menunjukkan data ini kepada dua pakar yang menyimpulkan lari sama saja dengan balap sepeda ketika Lance Armstrong tujuh kali menjuarai Tour de France yang kemudian dianulir.

"Tak pernah saya menyaksikan hasil tes doping yang begitu abnormal seperti ini," lapor Sunday Times mengutip pakar doping Australia Robin Parisotto, salah seorang dari dua pakar itu.

"Begitu banyak atlet terbukti doping namun punya kekebalan, dan sialnya IAAF adem ayem saja dan membiarkan hal ini terjadi," kata Parisotto, penemu tes doping lewat deteksi agen penjejak doping pada darah, EPO.

Fakta ini menghantui kejuaraan dua tahunan atletik dunia di Beijing mulai 22 Agustus nanti.

IAAF menyatakan akan segera merespons isu ini, namun menegaskan laporan yang diterimanya itu didasarkan pada informasi rahasia yang diperoleh tanpa izin.

Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang dibentuk pada 1999 menyatakan laporan doping massal ini sangat mengganggu.

"Tuduhan seperti itu akan sekali lagi mengguncang fondasi atlet bersih di seluruh dunia," kata Presiden WADA Craig Reedie pada pertemuan Komite Olimpiade Internasional di Kuala Lumpur. "Kami akan menyelidikinya dan secepatnya akan bekerja."

IOC yakin WADA akan mengungkapkan akar masalah ini, demikian Reuters.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015