Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengimbau masyarakat Indonesia khususnya petani untuk tidak khawatir dalam menghadapi kekeringan karena pemerintah terus melakukan berbagai upaya mengantisipasi kekeringan.

"Kepada seluruh sahabatku petani Indonesia tidak usah khawatir atau panik menghadapi kekeringan. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah konkret sejak Desember tahun lalu," katanya di sela-sela kunjungan kerja ke Bendungan Lhok Guci, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa.

Ia mengatakan mulai Desember tahun lalu sampai sekarang, pemerintah membangun irigasi tersier 1,3 juta hektare.

Ia mengatakan kinerja Kementerian Pertanian dengan pembangunan irigasi telah memberikan hasil yang baik di mana menekan daerah yang gagal panen akibat kekeringan dari 35.000 hektare menjadi 17.000 hektare.

"Sampai Agustus itu puso hanya 17.000 hektare. Dibandingkan tahun lalu itu 35.000 hektare. Artinya apa? Gerakan yang baru-baru ini kita lakukan betul-betul membuahkan hasil," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan daerah kekeringan berkurang dari 250.000 hektare pada tahun lalu menjadi 111.000 hektare pada 2015.

"Ada penurunan kekeringan karena gerakan kita embangun irigasi tersier kurang lebih 1,3 juta hektare tahun ini. Itu menunjukkan hasil yang signifikan," tuturnya.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga telah mendistribusikan alat mesin pertanian kurang lebih 40 ribu unit dari Desember tahun lalu hingga saat ini.

Kemudian, pemerintah juga membentuk tim khusus dalam penanganan pangan termasuk kekeringan. Kementerian Pertanian juga terus membagikan tambahan pompa 20.000 unit dan membangun embung 1000 unit di seluruh Indonesia.

"Jadi kita bekerja seperti pemadam kebakaran. Pemerintah sudah bekerja sejak Desember tahun lalu. Ini sudah tujuh bulan kita bekerja mengantisipasi kekeringan," tuturnya.

Ia mengatakan seluas 200.000 hektare setiap tahun merupakan wilayah endemis kekeringan di seluruh Indonesia.

"Tahun ini sampai dengan Agustus kita tekan kekeringan itu kurang lebih 100.000 hektare," katanya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015