... mereka mengaku menjambret hanya untuk bersenang-senang dan hasil jambretannya dijual, untuk mendapatkan uang kemudian berjudi atau membeli minuman beralkohol...
Kupang, NTT (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kupang Kota mendata selama Juni sampai Juli 2015  telah mengungkapkan tiga kasus jaringan jambret. Sembilan tersangka yang titangkap, didominasi pelajar SMA di Kupang.

Modus kegemaran mereka adalah menjambret pengendara orang yang berjalan kaki atau tengah bersepeda motor namun lengah di jalan. Mereka juga pebalap liar.

"Hampir semuanya didominasi pelajar-pelajar SMA dan satu lagi seorang mahasiswa yang masih berumur 18 tahun," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, AKP Didik Kurniato, di Kupang, Rabu.

Dia menjelaskan, "Dari sejumlah kasus itu, mereka mengaku menjambret hanya untuk bersenang-senang dan hasil jambretannya dijual, untuk mendapatkan uang kemudian berjudi atau membeli minuman beralkohol."

Lebih lanjut dia, pada Juli 2015 pihaknya telah menangkap empat penjambret yang hampir semuanya didominasi anak muda berusia di bawah 18 tahun, yang masih siswa SMA. 

Empat pelaku tersebut adalah LAPW (17), GG (17) dan KW (17) menurut Didik ketiganya adalah pelaja di salah satu SMA di KUpang, sementara itu untuk satu lagi seorang mahasiswa di Kupang inisial BT (18).

"Untuk penjambret kategori anak-anak baru kita tangkap beberapa orang namun, saat ini kami masih lakukan pencarian lagi, sebab anak-anak ini juga dicurigai mempunyai jaringan," katanya.

Didik mengatakan, para penjambret sering mengendarai sepeda motor saat beraksi, sehingga ia mengimbau masyarakat di Kupang untuk berhati-hati ketika berjalan sendiri.

"Para pelaku ditengarai sering mengikuti balap liar di jalanan. Keahlian balap motor inilah yang digunakan untuk menjambret," katanya.

Ada dua kelompok jambret besar di Kota Kupang dengan pelaku utamanya siswa SMA dan mahasiswa. "Tapi saya belum bisa sebut identitasnya. Tunggu kalau sudah tangkap semuanya dulu," tambahnya.

Selain penjambret dari para pelajar, pihaknya juga saat ini sedang menangani dua kelompok penjambret lagi, yakni kelompok LW serta Kelompok OR yang memiliki jaringan yang sangat luas.

Sejumlah lokasi yang perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah Jalan di dekat Markas Korem 161/Wirasakti di kawasan Oesapa, lampu merah Dutalia, Hotel Lavender di kawasan Liliba, Jalan Eltari, Jalan Bejawa, di depan RS Kartini, serta tempat-tempat yang lampu jalannya tidak menyala dan terlihat gelap.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015