Muhammadiyah memiliki pengalaman yang tidak bahagia seperti saat bersama Partai Masyumi dan Parmusi,"
Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1998-2005 Ahmad Syafii Maarif mengatakan Muhammadiyah patut mengambil pelajaran saat terlibat dalam Partai Masyumi terutama terkait berbagai masalah dalam mendirikan serta mengelola sebuah partai politik Islam.

"Muhammadiyah memiliki pengalaman yang tidak bahagia seperti saat bersama Partai Masyumi dan Parmusi," kata Syafii di sela-sela pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Rabu.

Menurut Syafii, mendirikan dan mengelola partai akan membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Untuk itu, dia mengharapkan Muhammadiyah tetap menjadi ormas keagamaan yang tidak terjun langsung ke kancah politik.

Meski begitu, pendiri Maarif Institute ini berpendapat bahwa kader Muhammadiyah dapat masuk ke dunia politik secara individu. Alasannya, sudah saatnya bagi Muhammadiyah menjadi penentu kebijakan pemerintah lewat kadernya yang masuk ke birokrasi.

Selama ini, lanjut dia, Muhammadiyah cenderung membantu negara dalam pemberdayaan masyarakat tapi belum dapat menjadi penentu utama kebijakan pemerintah.

Syafii mensyaratkan bagi kader Muhammadiyah yang ingin terjun ke dunia politik harus memiliki mental baja atau tahan banting terhadap berbagai tantangan dan problematika kebangsaan. Dengan kata lain, ada standar tinggi yang disyaratkan apabila seorang kader ingin terjun ke hingar bingar perpolitikan nasional.

Satu hal yang tidak kalah penting, kata dia, kader yang masuk ke perpolitikan harus sejahtera terlebih dahulu sebelum berpolitik praktis.

"Kalau mau masuk harus sudah mapan ekonominya terlebih dahulu agar tidak mementingkan diri sendiri untuk menjaga asap dapurnya tetap mengepul," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015