Restu masih bisa menulis walaupun masih sedikit kaku

Kediri (ANTARA) - SDN Kawedusan I Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memfasilitasi Restu Romadhon (8), bocah yang sempat putus sekolah karena terkendala akta lahir.

Wali kelas 1 SDN Kawedusan I Kecamatan Plosoklaten Fitri Nur'Aini mengemukakan pada hari pertama Restu masuk sekolah dasar, ia belajar dengan baik. Ia mudah beradaptasi dengan cepat dalam membaca serta menulis.

"Restu masih bisa menulis walaupun masih sedikit kaku," kata Fitri di Kediri, Selasa.

Ia bersyukur bocah itu bersemangat untuk kembali ke sekolah. Ia juga mudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya yang baru.

Baca juga: Pemkab Kediri fasilitasi anak tak punya akta kelahiran bersekolah lagi

Saat sekolah Restu juga mengenakan seragam pemberian Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, yang diberikan saat menjenguknya pada Senin (15/9).

Restu juga mengikuti jadwal yang ditetapkan sekolah seperti saat senam pagi. Ia pun bersemangat mengikutinya. Restu juga antusias mengikuti kegiatan belajar seperti kebanyakan siswa lainnya.

Saat jam istirahat sekolah, Restu juga bermain bersama teman-teman yang baru dikenal menuju ke kantin bersama untuk membeli jajanan.

Fitri mengatakan sebagai wali kelas, ia tak memiliki kendala sedikit pun untuk mendidik anak yang sekarang tinggal bersama tetangganya ini. Ia berharap anak didiknya itu akan tetap semangat untuk belajar.

Baca juga: Mimpi yang tak patah, harapan Sofia dan Zaldin di tengah keterbatasan

"Tanpa malu langsung bisa bersosialisasi (dengan siswa lain)," kata Fitri.

Sementara itu Restu juga senang bisa kembali bersekolah. Ia bisa belajar membaca dan menulis lagi seperti anak-anak lainnya.

"Tadi diajari menulis, lumayan bisa," kata Restu.

Restu sebelumnya putus sekolah karena tak punya akta lahir. Ia sempat duduk di bangku kelas satu sekolah dasar, namun urung lanjut.

Baca juga: Tut Wuri Handayani di era modern

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.