Jakarta (ANTARA News) - Menyewa mobil van menjadi tren bagi para turis yang berkunjung ke New York akhir-akhir ini, meskipun tak ada listrik, air dan kamar mandinya, demikian dilansir dari AP.

Para pelancong mau menyewa mobil van yang terpakir seharga 22 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp297.300 per malamnya melalui Airbnb, semacam situs komunitas penyewaan akomodasi.

Van tersebut dilengkapi dengan tempat tidur sungguhan dan pemandangan spektakuler kaki langit Manhattan dari seberang Sungai Timur di Queens.

"Jika Anda menginginkan sebuah petualangan di New York, ini dia. Lokasinya keren, pemandangan juga hebat," kata Rapha Schaele (23), seorang mahasiswa dari Freiburg, Jerman yang baru-baru ini tinggal di van selama empat hari bersama dua temannya.

Meski baru sedikit yang masuk daftar akomodasi di New York dalam Airbnb; tiga van, satu taksi kuning yang dimodivikasi dan dua kendaraan kamping, tapi mereka menyediakaan sebuah pilihan petualangan untuk para pelancong yang minim dana. Kurang dari 200 dolar AS layaknya tarif hotel-hotel pada umumnya di New York.

"Masalah uang sih cocok banget," kata Clemens Spath (24) yang menyewa sebuah van berukuran 78 kaki persegi atau sekitar 7,3 meter persegi di dekat sungai.

Tapi Clemens mengeluh kipas anginnya tidak cukup dingin pada malam hari dan nyamuk-nyamuk masuk kalau jendela dibuka.

Saat ini, semua van yang masuk daftar Airbnb dimiliki satu orang; Jonathan Powley (35), seorang komik yang dulunya bekerja sebagai seorang penjaga pintu hotel.

Jonathan sudah menyewakan kendaraannya selama enam bulan dan melakukan yang terbaik untuk mengantisipasi setiap pertanyaan.

Apakah itu legal? Menurut polisi, selama kendaraan diparkir secara legal, maka tidur di dalam kendaraan di jalan bukanlah masalah.

Bagaimana keamanannya? Sejauh ini tak ada masalah. Semua kendaraan milik Jonathan terparkir di Queens, Long Island, sebuah lingkungan yang dimodernisasi dari yang sebelumnya adalah gudang-gudang industri dan menara-menara kondominium baru.

Setiap hari, Jonathan membersihkan kamar-kamar hotel roda empat miliknya, mengganti seprei, mengganti bunga untuk para tamu.

Dia bekerja sama dengan beberapa kedai kopi di sekitar lingkungan agar para tamu mendapatkan kudapan gratis dan bisa menggunakan kamar mandi. Jonathan juga mengarahkan para tamu ke kolam renang terdekat untuk mandi.

Jonathan pun menjelaskan lebih detil lagi: bagi pasangan yang merayakan kebersamaannya yang ke-40 tahun di salah satu van miliknya, dia menghias tempat tidurnya dengan kelopak bunga mawar merah yang ditabur di atas seprei membentuk gambar hati.

Awal bulan ini, satu pasangan yang tinggal di Brooklyn membayar 39 dolar AS (sekitar Rp527.000)untuk menyewa minivan milik Jonathan, didekorasi dengan tempat tidur warna hitam dan kuning, handuk kuning dan beberapa pisang segar.

Pasangan asal Atlanta itu pindah ke sebuah apartemen sublet (apartemen yang disewa dari penyewa lain dan biasanya waktunya lebih fleksibel dibanding apartmen biasa), mereka memerlukan tempat singgah untuk semalam.

Mereka membawa serta seekor anjing Labrador yang meringkuk bahagia di lantai sementara mereka tenggelam di gemerlapnya pemandangan gedung-gedung PBB dan gedung Empire State.

"Lokasinya cukup cantik untuk liburan kecil," kata Mike Akins, seorang menejer kafe.

Di negara-negara lain, ide menyewakan van sebagai hotel juga ada. Di Costa da Prata, Portugal, sebuah truk yang diubah menajdi hotel dilengkapi dengan tungku kayu dan meja piknik luar ruangan dengan harga sewa 70 dolar AS (sekitar Rp946.000). Di London, sebuah van VW dengan dua kamar tidur dan sebuah dapur tapi tak ada toiletnya, disewakan seharga 200 dolar AS (Rp2.702.600) per malam.

Meski terus berharap usahanya itu akan sukses, sampai saat ini Jonathan mengaku belum balik modal.

"Saya tidak melakukan ini demi uang kok, saya senang bertemu dengan para pelancong dari seluruh penjuru dunia," kata Jonathan. "Saya kenal seorang pelukis asal Spanyol yang sebelumnya pernah menyewa hotel di Times Square tapi dia bilang van punya saya lebih baik.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015