Sukabumi (ANTARA News) - Debit sumber mata air dan sungai yang digunakan oleh PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi, Jawa Barat susut hingga 50 persen akibat kemarau panjang.

"Penurunan debit air ini mempengaruhi distribusi air bersih untuk ribuan pelanggan kami, bahkan penyusutannya drastis hingga 50 persen lebih, dan jika hujan tidak turun dalam beberapa pekan ke depan tidak menutup kemungkinan produksi air terus turun," kata Direktur Utama PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi, Anton Rachman di Sukabumi, Selasa.

Data dari pihak PDAM seperti mata air Cinumpang di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, saat ini volume airnya menyusut yang awalnya 500 liter per detik menjadi hanya 180 liter per detik.

Kemudian sumber mata air di bendungan Batukarut di Selaawi Kecamatan Sukaraja, normalnya mencapi 140 liter per detik, namun sekarang hanya 60 sampai 70 liter per detik.

Selanjutnya, sumber mata air Cigadog di Selabintana dalam keadaan normal debitnya sekitar 50 liter per detik, akibat kemarau panjang ini hanya 25 sampai 30 liter detik.

Namun demikian, agar pelayanan tetap terpenuhi untuk para pelanggannya, pihaknya saat ini mengaktifkan 18 titik sumur bor, namun yang berfungsi hanya enam titik di Cibeureum, Selabintana, Bhayangkara, Baros, dan Lembursitu.

"Untuk sumur bor yang berada di 12 titik kondisi airnya kurang baik, seperti keruh dan banyak mengandung zat besi ditambah debitnya juga sedikit," tambahnya.

Menurut Anton, saat ini PDAM Tirta Bumi Wibawa memiliki sekitar 20 ribu pelanggan yang tersebar di seluruh Kota Sukabumi dan sebagian di Kabupaten Sukabumi.

Agar pelanggan tetap bisa menikmati air bersih upaya yang dilakukan adalah seperti melakukan penggiliran distribusi air bersih ke para pelanggannya.

"Untuk sementara penggiliran ini dilakukan satu sampai dua jam, jika dalam beberapa pekan tidak turun hujan durasi penggilirannya akan ditambah menjadi empat sampai lima jam sekali," katanya.

Pewarta: Aditya Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015