PBB, New York, 14/8 (ANTARA News) - Setelah tuduhan pelecehan oleh prajurit pemelihara perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (13/8), mengatakan kebijakan nol toleransi akan diterapkan pada prajurit pemelihara perdamaian yang melakukan pelanggaran.

Di dalam konferensi video yang diselenggarakan pada Kamis pagi, Ban mengumpulkan para kepala operasi pemelihara perdamaian, Komandan Pasukan dan Komisaris Polisi dengan dasar mendesak untuk berbicara langsung dengan mereka mengenai penyelidikan yang sedang dilakukan mengenai eksploitasi seksual dan pelecehan oleh prajurit pemelihara perdamaian dan masalah penyelewengan, kata Stephane Dujarric, Juru Bicara bagi Sekretaris Jenderal PBB.

"Sekretaris Jenderal mengatakan ia akan mengirim pesan yang sama kepada pejabat lain di luar pasukan pemelihara perdamaian. Kebijakan nol toleransi berlaku buat seluruh sistem PBB," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua.

"Ia menekankan bahwa nol toleransi berarti nol rasa puas diri dan nol kekebalan. Jadi ketika tuduhan menguat, semua personel baik militer, polisi maupun sipil, harus bertanggung-jawab."

Kepala Misi Pemelihara Perdamaian di Republik Afrika Tengah (CAR) Babacar Gaye dari Senegal telah mundur setelah Amnesty International menuduh prajurit pemelihara perdamaian PBB menembak hingga tewas seorang pria dan putranya dan memperkosa anak perempuan yang berusia 12 tahun di CAR, kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Markas Besar PBB, New York, Rabu (12/8).

Saat menyampaikan tekadnya untuk membantu orang yang jadi korban dan memelihara integritas bendera PBB, Sekretaris Jenderal tersebut menyeru para pemimpin senior semua misi PBB agar memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperkuat pesan bahwa PBB takkan melakukan penyelewengan, kata Dujarric.

Ban juga menekankan Negara Penyumbang Polisi dan Tentara bertanggung-jawab dalam menjamin personel mereka terlatih dengan baik, mengenai standard wajib prilaku dan disiplin, dan jika prajurit pemelihara perdamaian mereka juga didapati telah melakukan pelecehan, mereka akan dihukum seberat-beratnya dan PBB akan terus memperbarui status kasus itu.

Tekanan meningkat atas Misi PBB di CAR (MINUSCA) --yang sudah menghadapi pemeriksaan sehubungan dengan caranya menangani tuduhan serupa belum lama ini. Menurut laporan media, tentara Prancis melakukan pelecehan seksual terhadap anak lelaki yang kelaparan di satu pusat penampungan PBB bagi orang yang jadi pengungsi di dalam negeri mereka di Bangui, Ibu Kota CAR, antara Desember 2013 dan Juni 2014.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015