Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendeteksi suhu udara di sekitar pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mencapai 40 derajat Celsius dalam periode pemantauan September 2025.
“Pengamatan visual menunjukkan suhu udara berkisar antara 17 hingga 40 derajat Celsius, sementara asap kawah utama teramati putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, potensi bahaya dari paparan suhu panas tersebut yang mengharuskan pihaknya menetapkan kawasan sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang untuk aktivitas apapun, termasuk pendakian.
Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dan wisatawan agar tidak beraktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi, serta tujuh kilometer sektoral pada arah barat laut-timur laut.
Penetapan radius bahaya itu diberikan menyusul hasil analisis visual dan instrumental, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih tergolong tinggi, setidaknya ada sebanyak 19 kali erupsi pada Minggu (21/9), dalam periode pengamatan pukul 12.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita.
Selanjutnya masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diminta untuk mewaspadai potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Baca juga: PVMBG: Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi tiga kali hingga Selasa siang
"Memang kondisi cuaca di sekitar gunung api bervariasi dari cerah hingga hujan dengan arah angin lemah hingga kencang menuju utara, timur laut, barat daya, dan barat," kata Wafid.
Dalam pemaparannya, Wafid menjelaskan bahwa letusan Lewotobi Laki-Laki pada periode September tercatat dengan tinggi 800 sampai 6.000 meter dari puncak dengan kolom abu berwarna kelabu.
Selain itu, juga terjadi guguran meskipun arah dan jarak luncurannya tidak teramati jelas oleh tim pengamatan gunung api dari Badan Geologi di Flores Timur.
Berdasarkan catatan sejarah, Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki karakter erupsi eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar, endapan abu, aliran lava, hingga awan panas, dengan periode erupsinya tercatat bervariasi antara satu hingga 29 tahun.
Badan Geologi telah menetapkan Gunung Lewotobi Laki-Laki berada pada status Awas (Level IV), sejak 19 September 2025 menyusul peningkatan kegempaan dan aktivitas permukaan.
Data pemantauan global satelit dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki pada satu bulan terakhir juga menunjukkan pola deflasi atau pengempisan tubuh gunung, yang mengindikasikan tidak ada suplai magma besar dari dalam.
Baca juga: Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi
“Energi kumulatif gempa vulkanik memang meningkat, namun cenderung menunjukkan potensi erupsi kecil hingga menengah, bukan letusan berskala besar,” ujar Wafid.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.