Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar memastikan langkah lanjutan/antisipasi yang strategis pascabencana banjir di wilayah Kota Denpasar.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara saat memimpin rapat kordinasi pascabanjir di Graha Sewaka Dharma, Kota Denpasar, Bali, Selasa mengatakan berbagai upaya akan terus dioptimalkan sebagai langkah antisipasi, yakni optimalisasi alat peringatan dini (early warning system), normalisasi sungai hingga penertiban tata ruang.
Jaya Negara mengatakan bencana banjir yang menerjang wilayah Kota Denpasar, khususnya bantaran Sungai Badung, menuntut pemerintah untuk bekerja cepat dalam mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari.
Karena itu, Pemkot Denpasar mengambil langkah strategis lintas sektor sebagai upaya antisipasi bencana banjir.
Baca juga: Pemkab Badung lakukan ritual Pemahayu Jagat pascabencana banjir
Rakor itu dilaksanakan guna mendengarkan masukan dari berbagai pihak, baik dari para ahli, pemangku kepentingan, serta masyarakat terdampak.
Sehingga upaya antisipasi dapat terus dioptimalkan.
Selain itu, percepatan verifikasi data terhadap wilayah yang terdampak seperti rumah tinggal, kegiatan usaha, pura, sawah, kebun, peternakan, fasilitas umum dapat terus dioptimalkan.
"Jadi, kita evaluasi memastikan segala sesuatunya sudah berjalan dan siapkan langkah antisipasi untuk mencegah bencana serupa dikemudian hari," ujarnya.
Wali Kota menegaskan beragam upaya yang akan dioptimalkan yakni pertama, normalisasi Tukad Badung, Tukad Mati dan seluruh sungai di wilayah Kota Denpasar. Kedua, penertiban tata ruang, terutama di wilayah bantaran sungai dan telah dibentuk Tim Penertiban Tata Ruang yang melibatkan Forkopimda.
Ketiga, pengendalian tata ruang dengan menggandeng stakeholder terkait, seperti Perbekel/Lurah dan Pekaseh.
Baca juga: Cegah banjir berulang Pulau Dewata
"Kita sudah bentuk tim untuk penertiban tata ruang dengan menggandeng Forkopimda, serta stakeholder terkait, seperti pekaseh dan perbekel/lurah," ujarnya.
Keempat, Pemkot Denpasar berencana untuk menyewa lahan pribadi yang berada di bantaran sungai untuk dijadikan taman sehingga tidak lagi terdapat bangunan yang melanggar sempadan sungai.
Selain itu, penghijauan di wilayah bantaran sungai, termasuk pemetaan lahan sawah dilindungi juga akan terus dioptimalkan.
Hal ini untuk memperkuat tebing sungai dan menambah daerah resapan air.
Tak lupa pula, optimalisasi alat peringatan dini (early warning system) akan terus dilakukan, terutama bersama BMKG agar peringatan dini lebih cepat disosialisasikan.
"Kita berencana menyewa lahan masyarakat yang ada di bantaran sungai untuk dilaksanakan penghijauan, dan untuk yang bukan lahan milik pribadi, kita akan tertibkan, semoga upaya ini dapat mencegah terjadinya bencana serupa dikemudian hari," ujarnya.
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.