Jangan sampai 54 jenazah tertunda proses evakuasinya karena mencari korban dari Oksibil
Sentani (ANTARA News) - Badan Search And Rescue Nasional mengerahkan lima armada udara ke lokasi jatuhnya Trigana Air IL 267 di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Hari ini yang bermain atau dikerahkan ada dua heli, satu Bell 212 dari Air Fast yang dioperasikan Freeport, satu lagi MI 17 dari TNI AD," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo, kepada wartawan, di Base Ops Lanud Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa.

Dua unit pesawat Fix Wing, juga dikerahkan ke sekitar lokasi, yakni dua Twin Otter dan satu jenis ATR.

"Jadi total lima, dua heli dan tiga pesawat fix wing milik Trigana Air yang ada di Oksibil," katanya.

Mengenai hasil dialog keluarga korban saat ia mendampingi Menhub Ignasius Jonan, Bambang mengemukakan bahwa intinya mereka puas.

"Yang saya tangkap dari mereka setelah dijelaskan, mereka puas," katanya.

"Hanya kemudian dari mereka ada yang minta bahwa korban yang tinggal di Oksibil harus tinggal di sana, ini agak menyulitkan kepada kita nanti untuk identifikasi. Tapi saya sudah sampaikan kepada mereka hal-hal yang terbaik soal itu," lanjutnya.

Berkaca pada pengalaman Air Asia, kata Bambang, tidak mudah untuk proses identifikasi korban dan tentunya memerlukan waktu.

"Jangan sampai 54 jenazah tertunda proses evakuasinya karena mencari korban dari Oksibil. Tapi intinya kami sudah menjelaskan untuk buat yang terbaik bagi korban," katanya.

Trigana Air dinyatakan hilang kontak Minggu (18/8) sore hingga akhirnya ditemukan hancur setelah menabrak Gunung Tangok di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Tercatat 49 penumpang dan lima kru pesawat, termasuk tiga anak-anak dan dua bayi.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015