Pontianak (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap Karnaval Khatulistiwa menjadi agenda rutin tahunan sehingga selanjutnya bisa menjadi ikon wisata Kalimantan Barat (Kalbar).

"Saya ingin agar Karnaval Khatulistiwa menjadi ikon Kalbar sekaligus menjadi daya tarik bagi pariwisata di daerah ini," katanya di Pontianak, Rabu.

"Karnaval Khatulistiwa bisa menjadi daya tarik baru untuk mendampingi destinasi-destinasi lain yang sudah ada sebelumnya di Kalbar," tambah dia.

Tahun ini Karnaval Khatulistiwa digelar pada puncak peringatan hari kemerdekaan pada 22 Agustus. Lebih dari 4.000 peserta dari 24 provinsi terlibat dalam karnaval itu.

Karnaval antara lain akan dimeriahkan oleh perwakilan dari provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua Barat.

Ketua Panitia Karnaval Khatulistiwa Jay Wijayanto mengatakan Karnaval Khatulistiwa meliputi kegiatan karnaval darat, karnaval air, dan panggung hiburan rakyat.

Karnaval darat menampilkan arak-arakan kendaraan hias dan pejalan kaki yang mengenakan baju adat berbagai daerah.

Perwakilan dari Jawa Tengah akan menampilkan drama tari Ramayana, DKI Jakarta membawa replika mobil dan Abang None sebagai kru karnaval, dan Jawa Barat menampilkan sisingan pada karnaval itu.

Sementara Kalimantan Selatan menampilkan tari dayak pedalaman Tegah Penyang dan Kalimantan Barat mempertunjukkan tari tempurung, tari jeping lembut, tari dayak, tari melayu, dan tari tali pangundang. Selain itu, ada atraksi tanjudor, barongsai, dan hadrah, serta 58 meriam karbit.

Di karnaval air, akan ada 500 kapal termasuk kapal TNI, polisi, dan Bakamla yang berpartisipasi.

Lalu ada perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang membawa kapal pinisi dan wakil Kalimantan Selatan yang membawa kapal hias dengan tema Banama Tambun Galang Petak Hasambuyan Belum.

Para artis seperti Slank, Saykoji, dan Marcello Tahitoe akan tampil di Panggung Hiburan Rakyat selama karnaval.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015