Jakarta (ANTARA) - Perusahaan di bidang infrastruktur jaringan telekomunikasi (Fiberco) PT Link Net Tbk berupaya menjaga keseimbangan lingkungan melalui penanaman tanaman mangrove.

Chief People & Corporate Affairs Linknet, Yosafat Hutagalung mengatakan bahwa penanaman mangrove dirancang untuk menyelaraskan pengembangan infrastruktur digital serta komitmen pengurangan emisi dan pelestarian alam.

"Kami berkomitmen setiap kali membangun new home pass atau konektivitas ke rumah-rumah, diseimbangkan dengan menanam pohon,” kata Yosafat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Yosafat mengungkapkan, isu keberlanjutan bukan hanya soal inovasi digital, melainkan juga tentang menjaga keseimbangan dan pelestarian lingkungan.

Ia menyebut, penanaman sebanyak 7.500 pohon mangrove di Pulau Dompak, Kepulauan Riau tidak hanya melestarikan alam, tetapi juga akan mendatangkan potensi ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Baca juga: Pemerintah rancang zonasi untuk rehabilitasi mangrove di Indonesia

Selain itu, pihaknya juga turut mendukung inisiatif Rumah Rendah Karbon (RRK) yang dibina CarbonEthics sebagai wadah untuk keberlanjutan bagi komunitas masyarakat Dompak.

"Produk-produk olahan mulai dari tas, keripik, sabun hingga pakaian yang ada di RRK menunjukkan bahwa mangrove juga berpotensi menjadi sumber ekonomi hijau yang mendukung kemandirian masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani memberikan apresiasi atas inisiatif penanaman mangrove.

“Kami harap, penanaman ini tidak hanya menanam bibit, tetapi juga merawatnya hingga tumbuh menjadi hutan kokoh yang tidak saja menjaga ekosistem laut kita, namun juga berpotensi besar sebagai ekowisata untuk meningkatkan ekonomi,” ucap Ahmad.

Baca juga: Menhut targetkan rehabilitasi mangrove seluas 15.387 hektare pada 2025

Baca juga: Napas pesisir dalam genggaman akar mangrove

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.