Jakarta (ANTARA News) - Padna Pictures bekerja sama dengan Markas Besar Angkatan Darat, Yayasan Kartika Eka Paksi, dan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) mempersembahkan film "Jenderal Soedirman" sebagai kado 70 tahun kemerdekaan Indonesia.

"Kami sangat berterima kasih bisa bekerja sama berbagai institusi dengan visi dan misi yang sama untuk mempersembahkan film Jenderal Soedirman ini sebagai kado 70 tahun kemerdekaan Indonesia," kata Produser Eksekutif Film Jenderal Soedirman, Kiki Syahnakri, ketika pemutaran perdana film ini di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta, Senin.

Ia berharap film itu dapat ditonton berbagai kalangan baik tentara maupun rakyat sipil sebab film ini memberikan banyak inspirasi dan teladan dari Soedirman untuk menjadi manusia Indonesia yang lebih mencintai tanah air dan rakyatnya.

Alur film ini mudah dimengerti sehingga penonton bisa menikmati cerita dan aksi perangnya.

"Kami memang tidak ingin membuat film yang berat, meskipun temanya sejarah justru ini poin pentingnya mendekatkan tokoh sejarah dengan orang muda dan khalayak luas," ujar sutradara film ini Viva Westi.

Viva Westi melakukan riset panjang selama setahun demi memfilmkan sang tokoh, melalui berbagai sumber sejarah dan wawancara dengan para narasumber baik pelaku sejarah maupun para ahli.

Bukan perjalanan yang mudah untuk meyakinkan orang agar bisa menggelontorkan dana untuk film yang mengangkat perang gerilya Jenderal Soedirman selama tujuh bulan. Sampai kemudian Westi bertemu dengan mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri yang menyambut ide ini dengan antusiastis.

"Sebagai pengagum Jenderal Soedirman, Pak Kiki memiliki visi yang sama bahwa Jenderal Soedirman yang sederhana, jujur, penuh integritas dan sangat mencintai tumpah darah Indonesia ini perlu diperkenalkan kembali kepada kaum muda melalui medium film agar kaum muda bisa belajar dari keteladanan, sang jenderal," katanya.

Film ini mengisahkan tujuh bulan perang gerilya di mana Jenderal Soedirman menempuh 1.000 kilometer dalam keadaan sakit dengan hanya satu paru-paru tersisa.

Film ini dibintangi Adipati Dolken (Soedirman), Ibnu Jamil (Tjokropanolo), Baim Wong (Soekarno), Nugie (Hatta), Mathias Muchus (Tan Malaka), Landung Simatupang (Gatot Soebroto), dan Lukman Sardi (Jusuf Rono Dirpuro).

Selain juga sederetan pemain baru seperti Anto Galon (Dr Suwondo), Gatot Suryanto (Karsani), Surawan Prihatnolo K. A (Supardjo Roestam), dan Angga Riyadi (Aceng).

Syuting berlangsung selama 45 hari di Jawa Tengah, Yogya, Bandung, Batu Jajar, dan Situ Lembang. Proses pengambilan gambar melibatkan 200 kru dan personel angkatan darat yang membantu dengan persenjataan, adegan ledakan, dan sebagai prajurit dalam film.

Pascaproduksi dilakukan di Indonesia dan Australia (melengkapi desain suara) serta Bangkok.


Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015