Jakarta (ANTARA News)- Perusahaan konstruksi dan investasi milik negara PT PP (Pembangunan Perumahan/Persero) optimistis bisa mencapai target kontrak baru yang ditetapkan perseroan sebesar Rp27 triliun.

"Sampai dengan akhir tahun ini, perseroan tetap optimistis dapat meraih target kontrak baru yang sudah ditetapkan oleh manajemen sebesar Rp27 triliun. Sampai dengan akhir Juli 2015, kontrak baru perseroan telah mencapai 56 persen dari total target perolehan kontrak baru yang ditetapkan," kata Presiden Direktur PT PP, Bambang Triwibowo, di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan pihaknya berhasil mencatatkan lonjakan kenaikan laba bersih semester satu 2015 sebesar Rp200,45 miliar atau tumbuh 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp149 miliar.

"Lonjakan tersebut merupakan konstribusi seluruh pilar bisnis perseroan yang menghasilkan keuntungan yaitu konstruksi, properti, EPC, pracetak, peralatan, dan investasi. Disamping itu, ini adalah hasil dari program efisiensi dan inovasi terus menerus di perseroan," jelas dia.

Total "order book" sampai dengan akhir Juli 2015 mencapai Rp44,14 triliun yang terdiri dari perolehan kontrak baru sebesar Rp15,14 triliun dan "carry over" sebesar Rp29 triliun.

"Untuk mendorong lonjakan pertumbuhan, tahun depan perusahaan direncanakan mendapat suntikan modal dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan menerbitkan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), sehingga akan terjadi lonjakan peningkatan ekuitas perusahaan ]. Dengan peningkatan ekuitas tersebut, perusahaan memprioritaskan akan berinvestasi dalam pembangunan proyek power plant, pelabuhan dan jalan tol," papar dia.

Beberapa proyek baru yang telah diperoleh perseroan terkait proyek infrastruktur pemerintah, antara lain Proyek EPC PLTMG Gorontalo 120 MW di Gorontalo sebesar Rp1,6 triliun, jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) Rp417 miliar, jalan Tol Bawen-Solo Rp339 miliar dan jalan Sibolga-Batas Tapsel di Sumatera Utara Rp236 miliar.

Selain itu, proyek baru Perseroan yang lain adalah Reklamasi Mandala City di Makassar sebesar Rp2,5 triliun, Pelabuhan Kuala Tanjung Rp898 miliar, St Moritz di Makassar Rp524 miliar, Kalibaru di Tanjung Priok (pekerjaan tambah) Rp497, dan lainnya.

(T.I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015