program hilirisasi perkebunan untuk swasembada pangan, kemandirian bangsa, kesejahteraan masyarakat dan pendapatan perusahaan
Jakarta (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I, subholding PTPN Group memastikan hilirisasi perkebunan dilakukan untuk mendukung tercapainya swasembada pangan nasional sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi berkelanjutan melalui optimalisasi produksi dan inovasi.
"Dulu, kami di PTPN I dibatasi banyak regulasi yang menutup ruang kreativitas. Kami hanya boleh memproduksi barang setengah jadi, lalu regulasi itu dilonggarkan. Nah, sekarang kami ditantang untuk hilirisasi. Nah, ini saatnya kami buktikan," kata Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan pemerintah mengubah regulasi pada BUMN yang selama ini dianggap membatasi gerak kreativitas dalam bersaing. Salah satu perubahan regulasi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto yakni hilirisasi perkebunan nasional.
"Segenap insan PTPN I yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi menganggap program ini sebagai tantangan yang memberi peluang kepada PTPN I untuk bersaing secara sehat di pasar global yang cenderung bebas," ujarnya.
Ia menilai program kerja Presiden Prabowo sangat progresif dengan kadar tantangan yang sangat besar dan bersifat menggerakkan. Salah satunya program hilirisasi perkebunan nasional yang dinantikan masyarakat sekaligus tantangan bagi BUMN perkebunan, termasuk PTPN I.
"Saya menilai semua program kerja Bapak Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Astacita itu sangat progresif. Sebagai contoh, program hilirisasi industri, termasuk hilirisasi perkebunan nasional, bagi kami adalah challenge alias tantangan," ucapnya.
Dikatakan tantangan itu tidak sekadar membuka keran, tetapi mengisi tandon dengan berbagai insentif, bahkan modal dana segar melalui APBN.
Di PTPN I, kata Teddy, program hilirisasi perkebunan dengan komoditas kelapa, kakao, kopi dan beberapa komoditas lainnya, pemerintah menggelontorkan Rp7 triliun lebih.
Dengan modal aset, infrastruktur dan SDM yang memiliki pengalaman panjang, Teddy menyatakan siap membangun konstruksi program yang fundamental dan berkelanjutan. Lebih dari basis komoditas, PTPN I juga siap berproses memproduksi barang jadi "end user" dan "consumers good".
Menurut dia, program itu bukan hanya meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan domestik dan memperkuat ekonomi bangsa, tetapi juga untuk memutus kemiskinan dan memperluas lapangan kerja.
"Kami mendukung program hilirisasi perkebunan untuk swasembada pangan, kemandirian bangsa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan perusahaan," tuturnya.
Sekretaris Perusahaan PTPN I Aris Handoyo menambahkan, pihaknya memiliki potensi lahan yang luas dan tersebar di berbagai wilayah strategis. Potensi itu dioptimalkan untuk menyukseskan program hilirisasi yang merupakan penugasan langsung dari pemerintah.
"Kami tidak lagi menjual bahan mentah. Kami akan mengolahnya menjadi produk turunan yang lebih bernilai, sehingga manfaat ekonomi yang dirasakan negara, perusahaan dan masyarakat," tegasnya.
PTPN I berkomitmen segera merealisasikan rencana investasi dalam teknologi pengolahan, pembangunan fasilitas industri dan penguatan kemitraan dengan UMKM lokal untuk memastikan program hilirisasi berjalan efektif dan berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk mengubah potensi menjadi kekuatan nyata demi kemajuan sektor perkebunan dan perekonomian nasional," kata Aris.
Baca juga: PTPN I perkuat hilirisasi kelapa dan kopi dengan anggaran Rp7 triliun
Baca juga: PTPN I dukung insentif ekonomi 8+4+5, perkuat peran ketahanan pangan
Baca juga: PalmCo bangun Pabrik Gas Biometan dari limbah sawit di Simalungun
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.