Moneta, Virginia (ANTARA News) -  Tersangka penembak mati dua wartawan televisi selagi siaran langsung di Virginia Rabu waktu setempat, Vester Flanagan (41), sempat membanjiri media sosial untuk menumpahkan unek-uneknya sekaligus memposting video penembakan itu dari sudutnya sendiri.

Posting-posting media sosial oleh orang yang diduga Flanagan menunjukkan tersangka mengeluhkan stasiun televisi WDBJ7, yang adalah afiliasi CBS di Roanoke, Virginia, karena memecatnya dua tahun silam.

Orang ini juga memposting video yang memperlihatkan penembakan dari sudut sang penembak.

Flanagan juga sempat mengirimi ABC News faksimili 23 halaman dua jam setelah penembakan itu dengan mengatakan serangannya dipicu oleh penembakan massal 17 Juni ke sebuah gereja kulit hitam di Charleston, South Carolina, yang menewaskan sembilan orang itu.

ABC News melaporkan Flanagan mengaku menjadi korban diskriminasi ras, kekerasan seksual dan bullying di tempat kerja.

Dia mengaku pernah dicemooh para lelaki kulit hitam dan para wanita kulit putih gara-gara menjadi pria homoseks kulit hitam.

"Penembakan gereja hanyalah sumbunya, tetapi kemarahan saya sudah lama terjadi," lapor ABC News mengutip perkataan Flanagan dalam faksimili itu. "Saya sudah menjadi tong mesiu manusia, tinggal menunggu boom (meledak) saja."

Penembakan on-air itu terjadi sekitar 6:45 pagi waktu setempat (Rabu 17.45 WIB) di Bridgewater Plaza, sebuah situs wisata di Smith Mountain Lake yang jaraknya sekitar 320 km dari timur laut Washington.

Siaran langsung itu seketika terhenti oleh bunyi senjata api ketika Parker dan perempuan yang tengah diwawancarainya, Vicki Gardner, direktur eksekutif  Kamar Dagang Wilayah Smith Mountain Lake, berteriak dan menjatuhkan diri untuk berlindung.

Beberapa jam setelah penembakan itu, seseorang yang mengaku memfilmkan kejadian itu memposting video secara online.

Video itu diposting ke sebuah akun Twitter dan Facebook oleh orang yang menyebut diri Bryce Williams yang adalah bekas nama on-air Flanagan.

Video itu segera dihapus. Pada salah satu tayangan video, sebuah pistol jelas terlihat ketika orang yang memfilmkan kejadian itu mendekati sang wartawati.

Orang yang mengaku Williams itu juga memposting, "Saya memfilmkan penembakan itu, lihat Facebook" selain juga mengatakan salah seorang korban penembakan pernah mengeluarkan pernyatan rasis kepadanya.

Pada faksimili ke ABC News itu, Flanagan menyanjung para pelaku penembakan di Universitas Teknologi Virginia pada 2007 dan di SMA Columbine, Colorado, pada 1999.

ABC News melaporkan Flanagan menghubungi jaringan televisi ini setelah jam 10 pagi.

Flanagan mengaku telah menembak mati dua orang itu dan polisi sedang mengejarnya, kemudian dia menutup panggilan teleponnya.

ABC News kemudian menghubungi pihak berwajib dan menyerahkan faksimili itu yang sampai sekitar 90 menit sebelumnya.

Berdasarkan situs media sosialnya, Flanagan berkuliah di Universitas Negeri San Francisco yang lulus pada 1995 dengan mengambil jurusan radio dan televisi.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015