Semarang (ANTARA News) - Batik lasem pagi sore banyak diminati pembeli karena coraknya yang bermacam-macam dan harganya cukup terjangkau.

"Batik pagi sore ini dua sisinya dapat digunakan secara bergantian, jadi tidak terlihat bahwa itu adalah satu kain yang sama," kata salah satu pengrajin batik asal Lasem, Dila, dalam pameran batik di Mal Paragon Semarang, Kamis.

Menurut dia, corak yang banyak diminati pembeli yaitu burung dan sekar jagad. Sedangkan warna-warna yang banyak disukai di antaranya coklat dan biru.

"Kalau dari sisi pewarnaannya, pembeli lebih suka yang menggunakan pewarna sintetis karena lebih tajam dibandingkan pewarna alam," katanya.

Pembeli batik pagi sore dengan pewarna alam biasanya merupakan kalangan menengah atas karena harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan batik dengan pewarna sintetis.

Untuk harga batik pewarna sintetis yang banyak diminati mulai dari Rp100 ribu-500 ribu/lembar. Sedangkan untuk batik pewarna alam harganya mulai dari Rp750 ribu-1,5 juta/lembar.

"Kebanyakan pembeli batik dengan pewarna alam ini hanya untuk koleksi, karena proses perawatan tidak mudah. Kalau salah melipat, warna di lipatannya bisa cepat pudar," katanya.

Meski demikian, tidak sedikit pembatik yang memproduksi batik dengan pewarna alam. Untuk menjaga produk agar eksklusif sehingga berharga mahal, banyak pembatik yang melakukan proses pembuatan secara optimal.

"Ada batik dengan motif pasiran dan naga, pembuatannya bisa sampai satu tahun karena detailnya sangat banyak dan cukup rumit. Harga perlembarnya bisa sampai Rp1,5 juta," katanya.

Pembatik lain Devi mengatakan banyak pembeli yang memilih untuk datang langsung ke tempat produksi karena ingin melihat proses pembuatannya.

"Ketika mereka tahu bahwa proses pembuatannya itu tidak mudah, maka mereka tidak akan ragu mengeluarkan banyak uang untuk membeli produk tersebut," katanya.

Apalagi, untuk batik pagi sore tersebut proses pembuatannya membutuhkan waktu sampai satu bulan.

Selain itu, para pembeli memilih untuk langsung datang karena ingin memastikan secara langsung kualitas produk yang akan dibelinya.

"Batik itu tidak seperti kain yang lain, kalau dijual melalui online sulit karena warna batik antara yang terlihat secara langsung dengan yang dihasilkan oleh foto itu sangat berbeda," katanya.

Pewarta: Aris Widiastuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015